17.56 | Author: Kronika Jogja
Keberadaan uang sudah ada sejak zaman purba, bahkan mungkin sudah seusia peradaban manusia sendiri. Bentuk mata uang juga bermacam-macam, mulai dari kerang, batu, logam, kain dan juga kertas. Hal inilah yang coba ditampilkan dalam pameran bertajuk Duit Munten yang diselenggarakan di Bentara Budaya Yogyakarta. Duit Munten sendiri memiliki arti uang kertas dan uang logam. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Belanda. Pameran ini merupakan hasil kerjasama antara Bentara Budaya dengan beberapa kolektor numismatik di Yogyakarta, seperti Yan Arista, Noel Yunanto, Haris Kertorahardjo, dan Hermanu. Pameran ini unik, karena mempunyai nilai sejarah yang cukup rumit. Di samping itu, dari sudut pandang seni rupa, uang mempunyai nilai artistik yang tinggi, karena grafis yang tercetak pada uang sangat unik dan otentik. Benda-benda yang dipamerkan meliputi uang kertas Indonesia sejak abad ke-18, uang logam Jepang, uang kertas jaman pemerintahan Hindia Belanda, uang kertas Saudi Arabia, uang kertas Yugoslavia, alat penghitung uang, brankas, uang logam kuno, kertas saham, surat pinjaman, buku tabungan zaman Jepang, dan berbagai alat tukar kuno lainnya. Beberapa lukisan yang mengambil tema uang pun turut ditampilkan dalam pameran tersebut. Beberapa di antaranya adalah lukisan karya Yuswantoro Adi berjudul “Mengagumi Kartini”, dan lukisan karya Melodia berjudul “Tengah Hari di Tanah Impian”. Dari Bentara Budaya Yogyakarta, Arman Maulana, Gari Rakai Sambu melaporkan untuk Kronika Jogja.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: