- Pameran "Kow Leong Kiang: Jogja Constellation", Selasa, 24 Maret 2009, pukul 19.00 WIB di Tembi Contemporary, Jl. Parangtritis KM. 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pameran akan berlangsung hingga 18 April 2009.
- Pameran Seni Rupa "Hok'a Hok'e Ponoragan" oleh kelompok Shor Zambou. 7 - 28 Maret 2009 dalam rangka ulang tahun pertama Coral Gallery ini akan dibuka pada Jumat, 7 Maret 2008 di Coral Gallery pukul 19.00 WIB.
- Pameran Pesta Buku Jogja (PBJ) tahun 2009 11-16 Mar 2009Jogja Expo Center (JEC)Jalan Raya Janti, Gedongkuning, Yogyakarta
- pembukaan pameran Eko Nugroho | Hidden Violence 17 Maret 2009 - 18 April 2009 Rumah Seni Cemeti, Jl. D.I Panjaitan No. 41 Yogyakarta.
- Z...Z...Z...Z..., PHOTOGRAPHY. 21 Mar 2009 - 05 Apr 2009 Venue: Jogja Gallery, Jl. Pekapalan No.7 Alun-alun Utara Yogyakarta
Pameran yang diselenggarakan di Via-via Travelers Café ini merupakan pameran tunggal Sri Maryanto. Sri Maryanto adalah alumni seni lukis angkatan '99 Institut Seni Indonesia. Pameran tunggalnya kali ini memanifestasi kagalauannya mengahadapi situasi di sekitarnya, antara idealisme berkarya dengan tuntutan kehidupan yang sangat berseberangan. Under pressure, sebagai tajuk pameran ini adalah situasi ketertekanan Sri Maryanto di tengah-tengah playlist lagu Queen yang menjadi favoritnya. Oleh karena itu bentuk-bentuk pelariannya kemudian menjadi produk fungsional yang diberi nama Oraber yaitu dari kata "ora ber-merk". Sementara karya-karya fine art darinya yang muncul lebih banyak tentang kesadaran dari dalam keluar atau inside to outside. Medium yang digunakan adalah campuran teknik grafis, lukis, drawing yang kemudian dioplos ke dalam produk, misalnya t-shirt, gelas, buku menu, jam dinding, dan lain sebagainya. Dalam pameran tunggal kali ini Sri Maryanto ingin merespon ruang di ViaVia sehingga terjadi keintiman yang utuh antara seniman, ruang, dan penikmat.
Bantul Expo 2008 yang menyajikan kerajinan-kerajinan, produk otomotif, elektronik, dan pasar rakyat ini melibatkan sekitar 228 stand di dalamnya. Kerajinan-kerajinan yang dipamerkan seperti kerajinan-kerajinan dari kayu, patung dan lain-lain. Stand-stand yang berdiri pun beragam, mulai dari yang menjual makanan, pakaian, sampai perkakas kebutuhan sehari-hari. Di samping itu, dalam kegiatan ini juga ditampilkan atraksi seni dan beraneka ragam lomba. Kegiatan expo ini dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 1 Agustus 2008. Dalam expo ini terdapat mascot berupa sebuah gong raksasa berdiameter 6,3 meter yang terbuat dari 45 drum. Mmm…kenapa ya gong yang dipilih sebagai maskotnya??? Ternyata karena gong melambangkan kebersamaan dan gotong-royong masyarakat Bantul usai rekonsiliasi pasca rekonstruksi gempa 2006.
Pameran Psyche of Super Soccer ini merupakan pameran tunggal kedua yang digelar oleh Yerry Padang di luar lingkup Institut Seni Yogyakarta. Yerry Padang merupakan perupa alumnus ISI tahun 1999. Perupa ini mengekpresikan kekhawatirannya tentang ide pemikirannya yang bertolak dari masalah-masalah etnis yang berkepanjangan dan kurang mendapat penghargaan alam kesetaraan. Ide ini kemudian ia ungkapakan melalui visual comedy satire yang tetap mengedepankan daya pikat artistic dalam menampilkan karya-karya seni rupa. Karya-karyanya sekilas akan tampak seperti karikatur sepak bola yang membahas permainan tersebut sebagaimana mestinya. Namun, dibalik lukisan-lukisannya ia berusaha menyelipkan pesan moral tentang kondisi social politik di negeri kita melalui sepak bola. Ia menggambarkan kondisi negara kita yang tidak memilki kedisiplinan penerapan aturan main dan penegakan hukum yang tidak konsisten sehingga banyak masalah yang seharusnya bisa terselesaikan justru terbengkalai dan menumpuk lebih banyak. Tema-tema tersebut dikemas apik oleh Yerry melalui goresan-goresannya di kanvas yang tampak tidak membosankan karena menggunakan bahasa yang lebih dimengerti oleh public yakni sepak bola. Pameran ini juga dibantu dengan buah pemikiran dari penulis Sindhunata dan Sudjud Dartanto.
Dewasa ini, anak-anak lebih familiar dengan lagu-lagu dewasa dan kurang mengenal lagu anak dan lagu tradisional. Berangkat dari hal inilah, Yayasan Dunia Damai melalui Museum Anak Kolong Tangga bekerjasama dengan Taman Budaya Yogyakarta mengadakan sebuah konser yang diperuntukan bagi anak-anak di Yogyakarta dan sekitarnya. Konser yang bertajuk “Concert for Jogja Kids” ini diharapakan dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan musik, lagu anak-anak, dan lagu tradisional. Dengan demikian anak-anak dapat tetap menikmati musik dan lagu dengan isi yang sesuai tingkat usia mereka. Disamping itu, kegiatan ini juga sebagai sarana bagi anak-anak di Yogyakarta untuk melatih kepercayaan diri dan berinteraksi. Kegiatan yang mengajak anak-anak untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan lagu anak-anak dan lagu tradisional ini diikuti oleh anggota Klub Museum Anak Kolong Tangga dan anak-anak usia sekolah dasar di seluruh Yogyakarta. Kegiatan utama dari acara ini berupa konser anak berdurasi 90 menit yang menyajikan beberapa buah lagu anak-anak dan lagu tradisional yang dikemas dalam berbagai aliran musik.
Landing soon adalah pameran dan presentasi seniman residensi yang merupakan program kerjasama pertukaran yang diselenggarakan oleh Heden, Den Haag, Belanda dan Rumah Seni Cemeti Yogyakarta, Indonesia. Selain itu juga didukung oleh Heden, Belanda dan Program Pengembangan dan Kebudayaan, Kedutaan Belanda di Jakarta. Dalam landing soon, lokalitas sebagaimana globalitas dipertanyakan ulang melalui berbagai tema, visi, maupun kondisi. Para seniman yang terlibat diberi kesempatan untuk sepenuhnya konsentrasi bekerja, melakukan uji coba dan interaksi sesama seniman professional maupun komunitas tertentu. Seniman-seniman yang terlibat dalam landing soon ini antara lain, Ellen Rodenberg, Maarten Schepers, dan Wimo Ambala Bayang. Maarten Schepers yang lahir di Rotterdam dan menyelesaikan studi di Den Haag memiliki focus perhatian dalam struktur kota. Ia tertarik mengamati bagaimana masyarakat membangun dan menghidupi kota. Ellen Rodenberg, yang jugamenempuh pendidikan di Den Haag menitikberatkan perhatiannya pada gagasan konstruksi dan dekonstruksi symbol dan makna. Sedangkan Wimo Ambala Bayang adalah seniman yang bekerja dengan foto dan video. Seniman yang lahir di Magelang ini menempuh studi di Modern School of Design dan ISI Yogyakarta.
Perempuan pada awalnya lebih banyak disibukkan dengan urusan pekerjaan di rumah. Rumah menjadi semacam penjara bagi perempuan karena dengan berada di rumah perempuan menjadi tidak bebas mengembangkan dirinya. Padahal jika perempuan lepas dari belenggu itu tidak menutup kemungkinan bagi para perempuan untuk menghasilkan karya-karya besar. Dalam sector perekonomian informfal, kiprah kaum perempuan sangatlah nampak. Para perempuan turut membantu keuangan rumah tangga melalui industri kecil yang berbasis pada industri rumahan. Pameran yang diadakan di Gedung Pamungkas ini merupakan salah satu ajang promosi yang dapat mendukung usaha perempuan tersebut. Mereka dapat meningkatkan kualitas produk mereka melalui pameran yang menghadirkan berbagai macam produk olahan yang dihasilkan oleh para pengusaha khususnya perempuan Pameran ini bukan hanya sebagai ajang pamer semata, melalui pameran ini berbagai macam acara pendukung yang diadakan memungkinkan para pengusaha memperoleh berbagai macam ilmu dari berbagai sumber. Pameran ini mendorong para pengusaha untuk saling berkompetisi menciptakan produk yang lebih baik lagi di masa mendatang.