12.08 | Author: Kronika Jogja
Java’s Machine: PhantasmagoriaJompet Kuswidananto, seorang seniman berbakat Yogyakarta, baru-baru ini mengadakan pameran tunggal bertajuk “Java’s Machine: Phantasmagoria”. Pameran yang diadakan dari 15 Desember hingga Januari 2009 ini merupakan presentasi proyek seni Jompet yang memiliki makna berlapis-lapis. Dalam Java’s Machine, Jompet memadukan unsur video dengan bunyi dan obyek-obyek kinetik. Minat Jompet terhadap karya-karya yang cenderung tak lagi populer di kalangan seniman segenerasinya selalu dapat tersalurkan secara unik lewat kemampuan artistiknya. Karya dari seniman yang lahir 32 tahun silam ini terinspirasi oleh risetnya tentang kebudayaan masyarakat Jawa lama, tepatnya pada masa kolonialisasi, yaitu ketika Belanda untuk pertama kalinya memperkenalkan mesin ke dalam kehidupan para petani. Alat-alat yang digunakan Jompet dalam pameran ini berupa drum, radio, senjata api, topi, dan sepatu tentara zaman dulu. Pameran ini sendiri menandai peluncuran perdana proyek seni di Indonesia secara lebih utuh, setelah sebelumnya tampil pada perhelatan Yokohama Triennale 2008 di Jepang beberapa bulan yang lalu. Kosmologi saintifik – modern – cenderung memandang semesta layaknya sebuah “mesin”. Bertolak belakang dengan itu, karya Jompet malah menawarkan gagasan tentang mesin, perangkat mekanik buatan manusia.Cemeti Art House, jogja 15 Desember 2008 – (Gak ada tanggalnya) Januari 2009
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: