17.34 | Author: Kronika Jogja
Dari tanggal 20 hingga 31 Desember 2008 ini, FSR ISI Yogyakarta menyelenggarakan pameran besar dengan tajuk "The Highlight - Dari Medium ke Transmedia" yang menampilkan karya-karya dari tiga Jurusan (Seni Murni, Desain, dan Kriya Seni) dengan segala variannya. Pameran ini dihasratkan untuk merepresentasikan beragam hasil prestasi edukasi formal yang sampai saat ini memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni rupa desain, dan kriya di Indonesia, serta bagaimana para alumnus mengembangkan diri di panggung yang lebih luas dengan pilihan profesinya secara profesional. Format pameran ini, seperti diisyaratkan oleh tajuknya, adalah ingin menghadirkan penggunaan medium, keluasan, dan terobosannya (transmedia). Dalam tradisi akademis, perihal medium merupakan titik tolak dalam proses kreasi. Pada tiga jurusan di FSR ISI Yogyakarta (seni murni, desain, dan kriya seni) selalu berlangsung eksperimental terhadap media, yang dampaknya sangat menggugah para mahasiswa (dan alumni) untuk melakukan eksplorasi lebih jauh. Akibatnya terjadi praktik persilangan medium yang hasilnya tak jarang mengejutkan, baik dari aspek visual maupun gagasannya. Dampak berikutnya adalah bahwa kategorisasi tiga bidang disiplin ini (seni murni, desain, dan kriya seni) kerap diperdebatkan, dan memang fakta menunjukkan bahwa persilangan sungguh-sungguh terjadi. Banyak alumni yang 'lari' dari displin awal. Bahkan tak jarang, para 'pelarian' ini - tentu saja juga menunjukkan kepiawaiannya yang akrobatik dalam praktik persilangan medium - justru menjadi ikon, dan bahkan mencapai highlight dalam peta seni rupa Indonesia.
Category: | Leave a comment
16.58 | Author: Kronika Jogja
Isur Suroso, adalah seorang pelukis yang dikepung oleh situasi jiwa yang kompleks; masa lalu yang buram, cinta yang kandas, cemas terhadap masa depan, bahkan perasaan sedih dan terteror yang terus meneror. Isur adalah seseorang yang cenderung feminin, dan merasa lemah menghadapi trauma masa lalu berikut serangkaian kisahnya. Ia merasa, hanya bisa mengemukakan semuanya itu lewat karya-karya lukisan. Namun Suroso tidak memilih cara yang cepat untuk menuturkan semuanya itu dengan, misalnya, gambar corat-coret yang ekspresif dan banal. Sebaliknya, ia memilih jalan dan pendekatan realistik, sebuah cara yang membutuhkan ketekunan dan kecermatan. Suroso mengelola dunia batinnya yang pekat dengan melukis realistik; pelan-pelan, lapis demi lapis, seperti membongkar lapisan-lapisan kulit yang membungkus jiwa dan pikirannya, untuk memburu “isi dan inti” yang mencerahkan. Hampir semua karyanya dengan figur perempuan muda dan cantik. Dan memang, di sekitar sosok perempuan itulah Suroso memendam luka. Perempuan, cantik, halus, tetapi memiliki potensi “melukai” jiwa yang begitu dalam. “Benang Merah” sebagai tajuk kuratorial dalam pameran ini, mengisyaratkan beberapa hal; baik sebagai benang yang ‘merajut’ luka-luka (jiwa), maupun sebagai ‘perangkai banyak faktor yang mengisyaratkan satu persoalan dalam satu pengertian’. Karya-karya Isur Suroso, mengisyaratkan tentang perlawanan (dirinya) terhadap rasa cemas yang merepresi, juga masa lalu yang meneror, melalui sosok-sosok muda, lembut, dan cantik. Sosok-sosok yang sesungguhnya sangat rapuh, penuh luka-luka di beberapa bagian tertentu, dan dijahit oleh benang-benang merah yang berseliweran di sekitarnya. Sebuah panorama yang jauh dari watak menggoda, namun mewujud oleh dorongan untuk mencari cahaya terang. (Srisasanti Gallery, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
 Srisasanti Gallery memang sudah sering menggelar yang menampilkan dua orang seniman-lukis, kali ini mereka kembali menyelenggarakan sebuah pameran dua orang seniman muda yang mempunyai talenta luar biasa. Pameran yang berlangsung dari tanggal 06 sampai 25 September ini dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo. Dengan menghadirkan kurang lebih 20 karya lukisannya, Gatot Indrajati dan Suraya mempersembahkan segala pemikiran dan perenungan mereka atas ruang. “Dialektika Ruang” adalah tema yang membingkai pameran mereka berdua. Sebuah kolaborasi pikiran atas kenyataan imajiner bernama: ‘ruang’ yang bisa berarti apa saja, sebuah kehidupan atau drama yang tak pernah berakhir. Bisa juga tentang dialog, tentang hasrat, juga tentang pertentangannya sekaligus. Karya-karya kedua pelukis ini berpotensi menggugah kesadaran tentang banyak hal seperti dari kegembiraan, kesunyian, lingkungan yang terancam, perasaan teralienasi, hingga batas akhir. Gatot Indrajati, adalah pelukis muda berbakat yang namanya mulai mencuat ketika diumumkan sebagai salah satu dari 5 orang pemenang kompetisi “Indonesia Art Award 2008”. Sedangkan Suraya merupakan pelukis dengan talenta realistik yang ludahar biasa, realisme foto dan interpretasinya yang menarik dalam menggunakan teknik kolase citraan gambar, membuat visual karyanya tidak hanya ala kadarnya namun menohok kesadaran yang melihatnya. (Srisasanti Gallery, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Kegiatan berkesenian di Yogyakarta saat ini sangat ramai, gencar, dan semarak. Kesadaran untuk menggelar pameran, bagi seorang pelukis merupakan tuntutan professional. Salah satu strategi untuk memunculkan semangat kebersamaan yang bersifat komunal namun tetap memberikan ruang personal dalam pengembangannya adalah dengan membentuk kelompok. Di tengah maraknya dunia berkesenian saat ini melahirkan pula kelompok seni rupa bernama Blok 9. Keunikan kelompok Blok 9 ini yaitu beranggotakan 9 orang yang merupakan angkatan 1999 di ISI Yogyakarta. Pada kesempatan ini kelompok tersebut menggelar pameran perdana yang bertajuk “Mitos Kontemporer: Tren Atmosfir Seni Rupa Indonesia. Melalui tajuk tersebut para seniman berusaha melihat dan menumpahkan segala ide-ide dan tekanan mitos tren tersebut dengan jalan visual rupa, sebagian besar dengan lukisan namun tidak menutup kemungkinan dengan visual lainnya serta menyuguhkan tulisan-tulisan, essay yang berkaitan dengan atmosfir seni rupa Indonesia kontemporer. Pameran ini digelar untuk memberikan wacana teks dan rupa kepada public seni perihal dunia seni rupa di Indonesia. Di samping itu, pameran ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan ruang wacana pemikiran dan refleksi geliat visual rupa yang lebih beragam kepada berbagai unsur pelaku kesenian untuk memahami lebih jauh tentang fenomena kesenirupaan di Indonesia yang tidak hanya selalu menggugah untuk menjadi materi pasar. (Sangkring Art Space, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Ngabuburit, kegiatan yang satu ini sepertinya tak pernah terlewatkan pada setiap bulan puasa. Sama halnya dengan masyarakat Jogja, di beberapa tempat di Jogja sering digelar acara yang menyongsong tema ngabuburit. Seperti yang diselenggarakan di jalan Tamansiswa tepatnya di pelataran Plaza Internet Café. Kegiatan yang diselenggarakan oleh koran SINDO dengan tajuk Let Taste Out Ngabuburit ini bertujuan untuk menghibur masyarakat dengan diadakannya ngabuburit dan buka bersama. Di samping itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu wujud dari promosi koran SINDO. Acara yang memakan waktu sekitar 1 minggu untuk persiapannya ini dibuka jam 4 sore. Masyarakat umum yang menyaksikan acara ini dihibur dengan penampilan dari Install band. Selain music performance, acara ini juga dimeriahkan dengan games, kuis, serta door price dengan beberapa hadiah, diantaranya kaos, hp, tv, dan dvd player. Para pengunjung juga dapat memperoleh takjil gratis dengan membeli 1 bungkus rokok starmild. Kegiatan ngabuburit ini sebelumnya telah diadakan di Kedai Kopi Gejayan dan Kedai Kopi Kentungan. Setelah di Plaza Internet Café ini kegiatan yang sama juga diadakan di Square Internet Café, Jakal dan di STIE YKPN. (Plaza Internet Cafe)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Marhaban yaa Ramadhan, kurang lebih 11 hari sudah umat Islam menjalani ibadah puasa. Pada awal bulan ramadhan ini tepatnya dimulai pada tanggal 2 September lalu, di salah satu mall di Jogja diselenggarakan sebuah kegiatan yang turut meramaikan bulan ramadhan. Acara yang bertemakan Ramadhan Fiesta ini berangsung selama 6 hari. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Syaka Organizer ini selain bertujuan untuk memberikan sesuatu yang berbeda di bulan puasa juga bertujuan untuk menyediakan kebutuhan muslim. Dalam Ramadhan Fiesta ini juga berdiri sekitar 26 stand, beberapa stand diantaranya adalah stand busana muslim, perbankan syariah, kebutuhan ramadhan, serta beberapa operator selular dalam bulan ramadhan. Selain stand-stand tesebut dalam acara ini juga terdapat beberapa acara pendukung lainnya, seperti pentas seni TK Islam dan SD IT, bedah buku, festival nasyid, danlomba mewarnai dan menggambar. (Atrium Ambarrukmo
Plaza)
Category: | Leave a comment
21.31 | Author: Kronika Jogja
Untuk mengawali agenda di buan September ini, V art Gallery menggelar sebuah pameran bersama dengan 12 orang seniman dari ISI Yogyakarta. Pameran yang bertajuk Live in Live ini dibuka oleh Bapak Nasirun yang merupakan seniman yang tidak diragukan lagi kapasitas berkaryanya. Seluruh seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini berangkat dengan latar belakang pendidikan yang sama di ISI Yogyakarta. Beberapa dari mereka belajar seni grafis secara formal di institusi seni ini, sehingga walaupun karya-karya yang mereka hadirkan pada pameran ini dituangkan dalam bentuk lukisan akan tetapi secara tema dan visual apa yang ditampilkan tidak jauh berbeda dengan karya-karya mereka saat menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta. Meskipun demikian, masing-masing seniman berusaha menunjukkan cara pandang pribadi mereka terhadap lingkungannya. Live in Live, bagi para seniman ini adalah sebuah usaha untuk menunjukkan eksistensi aktifitas berkesenian yang masih tetap berusaha dimunculkan untuk membuktikan bahwa mereka masih ada. Masing-masing seniman menampilkan dua karya untuk menyatakan eksistensinya dalam kesenian. ( V Art Gallery, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Shaggydog, siapa sih yang ngga’ kenal sama band yang satu ini. Band yang mempopulerkan lagu Sayidan yang merupakan nama salah satu daerah di Jogja ini tampil menghibur penggemarnya di lapangan karang, kotagede, bersama Seventeen yang juga merupakan band yang berasal dari kota gudeg. Acara yang dibuka oleh performance dari Elevation ini merupakan gelaran dari LA Light yang bertajuk Feel The Great Joy. Selain Elevation, Shaggydog, dan Seventeen, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari Kumpeni. Seventeen tampil dengan membawakan 9 lagu yang salah satunya adalah lagu andalan mereka yaitu yang berjudul Selalu Mengalah. Sedangkan shaggydog sendiri tampil dengan 13 lagu, beberapa diantaranya adalah Pesta, Anjing Kintamani, Hey Cantik, Sayidan, dan ditutup dengan lagu Kembali Berdansa. Konser yang dipandu oleh MC Anang Ning Nong Ning Glung dan Dita Amalia ini dipromotori oleh Sieben Production sebagai event organizernya. LA Light Music Soul yang digelar di Jogja ini merupakan rangkaian dari tour 6 kota. Sebelum di Jogja, kegiatan yang sama juga diselenggarakan di Sleman, Magelang, dan Purworejo. Di samping ke-4 kota tersebut LA Light Music Soul ini juga akan diadakan di Boyolali dan akan berakhir di Karang Anyar. Selain band performance kegiatan ini juga dimeriahkan dengan beberapa games seperti shoot gun, racing, puzzle, serta bowling.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Jogja fashion week merupakan sebuah wujud nyata salah satu upaya yang didukung oleh pemerintah Provinsi DIY diantaranya adalah dari Dinas Pendidikan Provinsi DIY dalam kegiatan seminar, Badan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Provinsi DIY dalam kegiatan Street Carnival, serta Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi DIY yang mendukung penuh seluruh kegiatan sekaligus sebagai penyelenggara Jogja fashion week 2008. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjukkan dan mempertahankan eksistensi kepada dunia internasional melalui serangkaian kegiatan yang menggabungkan antara fashion, seni, dan budaya. Gelaran ini merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan perkembanagn dan pertumbuhan ekonomi, social, dan budaya, terutama untuk mempromosikan Jogja sebagai salah satu kota pariwisata dunia. Jogja fashion week 2008 ini merupakan yang ke-3 kalinya di gelar atas prakarsa Gusti Kanjeng Ratu Pembayun. Fashion week mengetengahkan rancangan eksklusif 50 desainer Indonesia, dalam rangkaian untuk memajukan dan mengangkat, serta memberikan kekuatan “positioning” Indonesia di perdagangan internasional dengan tema “Culturally Plural.”
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Kelompok gamelan Marga Sari dari Osaka yang mengusung pertunjukan Momotaro ini telah dikenal baik oleh kalangan karawitan di Yogyakarta. Sebagian besar dari mereka pernah belajar di ISI Yogyakarta bahkan sampai sekarang masih rutin berkunjung dan latihan bersama pengrawit Jogja. Pertunjukan Momotaro ini telah dipentaskan beberapa kali di Jepang juga pernah didukung oleh beberapa pengrawit dari Jogja. Pertunjukan yang menciptakan terjalinnya persahabatan dan relasi lintas budaya ini dikomposeri oleh Makoto Nomura dan Kana Hayashi sebagai Momotaro. Pertunjukan ini merupakan respons persahabatan sekaligus memperingati 50 tahun kerjasama Indonesia-Jepang. Momotaro adalah sebuah cerita rakyat terkenal dan sangat familiar bagi masyarakat Jepang. Indonesia juga memiliki banyak cerita rakyat, momotaro mungkin memiliki sedikit kemiripan dengan salah satu cerita rakyat di negeri kita, yaitu kisah Ramayana. Namun pertunjukan ini tidak bermaksud untuk mewujudkan momotaro seperti aslinya, tetapi telah diinterpretasi ulang dengan cara meraka sendiri. Saat ini budaya gamelan telah tersebar ke seluruh dunia dan pertunjukan ini merupakan respons terhadap budaya Indonesia.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Mahasiswa Program Pascasarjana ISI angkatan 2006 menyelenggarakan sebuah event yang diberi tajuk “Art After Artday” ini sebagai titik awal dari jalan panjang berkesenian dalam ranah dinamika kesenian nusantara. Pihak penyelenggara berkeyakinan event ini akan mampu merangkum totalitas ‘orgasme’ estetis mahasiswa tersebut disamping mampu membuka kesadaran masyarakat dan para pelaku serta pecinta seni untuk lebih mengenal karya nyata, kehebatan, totalitas berkesenian, keberadaan dan sumbangsih para seniman dan peneliti seni melalui mahasiswa PPs ISI Yogyakarta angkatan 2006. Di samping itu, event ini menjadi semacam titik tolak yang memotivasi setiap individu yang berada dalam lingkup mahasiswa angkatan 2006 PPs ISI Yogyakarta unyuk tetap mempertahankan kegairahan berkeseniannya secara terus-menerus dan berkelanjutan sebagai sebuah dogma dan nafas hidup yang tiada henti. Kegiatan ini juga merupakan wadah kolaborasi yang dinamis dan aktif antara pelaku seni yang berbeda dalam konsep perwujudan dan cita rasa berkeseniannya, sehingga dalam penyatuan kolaborasi tersebut tercipta estetika visual, verbal, dan audial yang patut dicermati dan dinikmati bersama. Acara yang menumbuhkan iklim seni kepada pecinta seni, pelaku seni dan masyarakat pada umumnya ini dibuka dengan kolaborasi pertunjukan music sekaligus teater.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Career Development Center Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan “Jogja Job Hunt 2008” sebagai salah satu upaya merealisasikan visi dan misi organisasi pendidikan guna mendukung lulusannya ataupun pencari kerja yanh lain di Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan bursa kerja ini diharapkan menjadi sebuah media untuk meretas link and match yang berkelanjutan antara pihak perguruan tinggi dan mitra kerja. Dalam kegiatan ini dipertemukan para pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja baru. Bentuk kegiatannya antara lain eksibisi stand dan presentasi perusahaan di arena pameran, serta proses seleksi dan rekrutmen secara langsung, baik secara administrasi dan walk-in interview kepada para pelamar, untuk mengikuti seleksi lebih lanjut. Kegiatan yang diikuti oleh sekitar seribu pelamar ini juga diharapkan dapat memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Berbagai pilihan lowongan dan posisi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan peserta Jogja Job Hunt 2008 yang terbuka bagi para pelamar dari berbagai strata pendidikan, yaitu SMA sederajat, D3, dan S1. Menurut panitia penyelenggara Jogja Job Hunt 2008, pelaksanaan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang sama pada tahun 2007 lalu, dan menurut rencana akan kembali dilaksanakan sebagai agenda tahunan Universitas Ahmad Dahlan.
Category: | Leave a comment
02.26 | Author: Kronika Jogja
Jika kita menyadari perguliran waktu, kita akan sadar betapa banyak hal dalam hidup ini yang harus kita lakukan. Baik untuk hari ini maupun masa depan, karena hari ini dibuat oleh kemarin, dan hari depan dibuat oleh hari ini dan kemarin. Sebuah momen bias menandai terjadinya sebuah peristiwa dalam satu waktu. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh Glen “Ical” Chandra dalam pameran foto-fotonya kali ini yang bertajuk “Hening Sejurus”. Ical membekukan sebuah momen dalam satu waktu yang kadang tidak diperhatikan namun terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui foto-foto hasil jepretannya, ia menyampaikan bagaimana sebuah momen itu merupakan bagian dari peristiwa sebelumnya. Seperti misalnya dari foto sampah di kantong plastic serta puntung rokok di asbak. Kita bisa saja berpikir itu merupakan barang-barang sisa yang tidak berguna lagi karena itu siap untuk dibuang. Akan tetapi, bagi mereka yang kreatif, sampah merupakan bahan baku untuk membuat karya bernilai seni tinggi atau menjadi pupuk. Begitu pula kardus dan botol plastic bekas. Kemana mereka akan pergi? Dibuang, dibakar, ataukah didaur ulang. Daalm karya-karyanya ini pun Ical bermain dengan symbol. Speedometer serta kue ulang tahun merupakan simbol untuk sebuah perjalanan. Foto-foto memang tidak sekedar menunjukkan sebuah peristiwa, namun juga mengajak penikmatnya berpikir.
Category: | Leave a comment
19.42 | Author: Kronika Jogja
INVESDA Expo tahun ini merupakan gelaran ke empat yang diselenggarakan oleh FERACO bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan potensi dan peluang investasi serta produk-prouduk unggulan Indonesia. Kegiatan ini memiliki nilai strategis untuk memfasilitasi terciptanya interaksi bisnis antara pemerintah daerah dan perusahaan-perusahaan di seluruh Indonesia, dengan kalangan investor dan pembeli potensial dari dalam dan luar negeri. Kegiatan pameran yang sudah merupakan agenda tahunan ini diharapkan dapat mendorong dan merangsang masuknya investasi sekaligus menstimulasi pengembangan dan peningkatan volume perdagangan produk-produk unggulan Indonesia. Pameran ini juga melibatkan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta BUMN atau BUMD dan perusahaan swasta.
Category: | Leave a comment
19.42 | Author: Kronika Jogja
Pameran bertajuk Leng │ Lung yang diselenggarakan di rumah seni cemeti Yogyakarta ini merupakan pameran tunggal karya Eko Parwoto. Eko Parwoto adalah seorang arsitek, aktifist, dan seniman perupa. Beliau banyak merancang rumah-rumah dan public building seniman-seniman di Yogyakarta. Karya-karyanya banyak mengeksplorasi wacana interaktif sebagai pendekatan berarsitek. Karya-karya instalasi Eko menebar di banyak forum internasional. Dalam pamerannya kali ini Eko membangun instalasi indoor dengan bamboo sebagai bahan utamanya. Leng │ Lung, diangkat menjadi tajuk dalam pameran Eko kali ini, Leng merupakan bentuk asosiasi pengalaman spiritual, juga hal-hal yang sungguh personal bahkan sebagian yang social. Kata Leng yang semakna dengan lubuk dalam bahasa Indonesia itu adalah ruang natural yang pada dirinya sendiri menyimpan sejumlah paradoks. Sedangkan Lung merupakan perpanjangan pangkal, kehadirannya menegaskan keberadaan yang pokok dan mendasar. Leng diangkat menjadi tajuk pameran, sedangkan Lung menjadi tajuk side event dari pameran Leng.
Category: | Leave a comment
19.42 | Author: Kronika Jogja
Dalam kesempatan kali in, galeri biasa bekerjasama dengan para perupa perempuan sebagai pameran tamu menggelar karya-karya yang pada kesempatan lain juga akan diestafetkan ke beberapa ruang seni yang lainnya. Para perupa yang terlibat dalam pameran ini antara lain Ambarwati, Cipuk Setyowati, Gilang Cempaka, dan Milla Hardi. Perupa yang banyak berdomisili di Bandung ini membawa sebuah angin segar di galeri biasa dengan mengusung nafas-nafas perempuan yang akhir-akhir ini memang jarang ditampilkan di depan public karena dominasi perupa laki-laki. Keragaman karya yang dimiliki masing-masing perupa menambah lengkapnya kreatifitas perupa perempuan yang diharapkan tidak hanya sebagai pajangan tembok belaka, namunjuga membawa kepada pemahaman dan kedalaman arti seni yang tinggi.
Category: | Leave a comment
19.42 | Author: Kronika Jogja
Body art atau menghias tubuh manusia dengan tattoo dan juga piercing sudah dilakukan berabad-abad silam, dan setiap kebudayaan sudah mengembangkan jenis body art yang unik dan istimewa. Seiring perkembangan zaman, teknik pembuatan tattoo kini sudah menggunakan alat yang modern. Profesional artis dan studio tattoo tidak hanya menyangkut suatu karya seni yang berkualitas, namun juga kebersihan dan pola kerja yang sehat harus diutamakan saat akan mentattoo konsumen. Proses tattoo yang tidak sehat atau tidak higienis bukan hanya membahayakan konsumen, tetapi juga dapat menyebabkan penularan infeksi. Proses tattoo yang tidak sehat bisa menularkan beberapa penyakit, seperti hepatitis B dan C, HIV, tetanus, dan beberapa penyakit yang laiinya. PKBI DIY bekerjasama dengan Kedai Kebun Forum, dan didukung oleh Dinas Kesehatan DIY menyelenggarakan Jogja Tattoo Convention #1 2008 dengan tema “Sterilisasi Peralatan Tattoo” sebagai bentuk kepedulian untuk mensosialisasikan pada masyarakat tentang Tattoo yang aman, bersih, dan sehat. Disamping itu, kegiatan ini juga diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan artis dan studio tattoo di DIY dan sekitarnya mengenai tattoo yang bersih, aman, dan sehat.
Category: | Leave a comment
19.38 | Author: Kronika Jogja
Pameran yang digelar di gallery ADVY ini merupakan pameran karya tugas akhir mahasiswa ADVY khususnya jurusan dekomvis dan interior. Rata-rata setiap mahasiswa memamerkan 5 karyanya. Karya dari mahasiswa dekomvis yaitu berupa promosi produk, komik, dan animasi. Sedangkan mahasiswa interior memamerkan perancangan interior ruangan dan perancangan temporer ruang pamer. Para mahasiswa bebas dalam menentukan tema tugas mereka asalkan dapat memenuhi syarat, proses pembuatan tugas itu sendiri dilakukan dalam jangka waktu sekitar dua sampai tiga bulan Tajuk pameran ini yaitu “Kreatif atau Mati” ini terinspirasi dari kata “Merdeka atau Mati”, namun kreatif atau mati ini bermakna designer yang tidak kreatif ya mati aja, ungkap salah satu dari tim panitia penyelenggara pameran ini. Dalam pameran ini juga dipamerkan perancangan logo, perancangan buku cerita, perancangan kampanye iklan layanan masyarakat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Category: | Leave a comment
15.25 | Author: Kronika Jogja
  • Pameran "Kow Leong Kiang: Jogja Constellation", Selasa, 24 Maret 2009, pukul 19.00 WIB di Tembi Contemporary, Jl. Parangtritis KM. 8,5 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pameran akan berlangsung hingga 18 April 2009.
  • Pameran Seni Rupa "Hok'a Hok'e Ponoragan" oleh kelompok Shor Zambou. 7 - 28 Maret 2009 dalam rangka ulang tahun pertama Coral Gallery ini akan dibuka pada Jumat, 7 Maret 2008 di Coral Gallery pukul 19.00 WIB.
  • Pameran Pesta Buku Jogja (PBJ) tahun 2009 11-16 Mar 2009Jogja Expo Center (JEC)Jalan Raya Janti, Gedongkuning, Yogyakarta
  • pembukaan pameran Eko Nugroho | Hidden Violence 17 Maret 2009 - 18 April 2009 Rumah Seni Cemeti, Jl. D.I Panjaitan No. 41 Yogyakarta.
  • Z...Z...Z...Z..., PHOTOGRAPHY. 21 Mar 2009 - 05 Apr 2009 Venue: Jogja Gallery, Jl. Pekapalan No.7 Alun-alun Utara Yogyakarta
14.55 | Author: Kronika Jogja

Pameran yang diselenggarakan di Via-via Travelers Café ini merupakan pameran tunggal Sri Maryanto. Sri Maryanto adalah alumni seni lukis angkatan '99 Institut Seni Indonesia. Pameran tunggalnya kali ini memanifestasi kagalauannya mengahadapi situasi di sekitarnya, antara idealisme berkarya dengan tuntutan kehidupan yang sangat berseberangan. Under pressure, sebagai tajuk pameran ini adalah situasi ketertekanan Sri Maryanto di tengah-tengah playlist lagu Queen yang menjadi favoritnya. Oleh karena itu bentuk-bentuk pelariannya kemudian menjadi produk fungsional yang diberi nama Oraber yaitu dari kata "ora ber-merk". Sementara karya-karya fine art darinya yang muncul lebih banyak tentang kesadaran dari dalam keluar atau inside to outside. Medium yang digunakan adalah campuran teknik grafis, lukis, drawing yang kemudian dioplos ke dalam produk, misalnya t-shirt, gelas, buku menu, jam dinding, dan lain sebagainya. Dalam pameran tunggal kali ini Sri Maryanto ingin merespon ruang di ViaVia sehingga terjadi keintiman yang utuh antara seniman, ruang, dan penikmat.

Category: | Leave a comment
14.55 | Author: Kronika Jogja

Bantul Expo 2008 yang menyajikan kerajinan-kerajinan, produk otomotif, elektronik, dan pasar rakyat ini melibatkan sekitar 228 stand di dalamnya. Kerajinan-kerajinan yang dipamerkan seperti kerajinan-kerajinan dari kayu, patung dan lain-lain. Stand-stand yang berdiri pun beragam, mulai dari yang menjual makanan, pakaian, sampai perkakas kebutuhan sehari-hari. Di samping itu, dalam kegiatan ini juga ditampilkan atraksi seni dan beraneka ragam lomba. Kegiatan expo ini dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 1 Agustus 2008. Dalam expo ini terdapat mascot berupa sebuah gong raksasa berdiameter 6,3 meter yang terbuat dari 45 drum. Mmm…kenapa ya gong yang dipilih sebagai maskotnya??? Ternyata karena gong melambangkan kebersamaan dan gotong-royong masyarakat Bantul usai rekonsiliasi pasca rekonstruksi gempa 2006.

Category: | Leave a comment
14.55 | Author: Kronika Jogja

Pameran Psyche of Super Soccer ini merupakan pameran tunggal kedua yang digelar oleh Yerry Padang di luar lingkup Institut Seni Yogyakarta. Yerry Padang merupakan perupa alumnus ISI tahun 1999. Perupa ini mengekpresikan kekhawatirannya tentang ide pemikirannya yang bertolak dari masalah-masalah etnis yang berkepanjangan dan kurang mendapat penghargaan alam kesetaraan. Ide ini kemudian ia ungkapakan melalui visual comedy satire yang tetap mengedepankan daya pikat artistic dalam menampilkan karya-karya seni rupa. Karya-karyanya sekilas akan tampak seperti karikatur sepak bola yang membahas permainan tersebut sebagaimana mestinya. Namun, dibalik lukisan-lukisannya ia berusaha menyelipkan pesan moral tentang kondisi social politik di negeri kita melalui sepak bola. Ia menggambarkan kondisi negara kita yang tidak memilki kedisiplinan penerapan aturan main dan penegakan hukum yang tidak konsisten sehingga banyak masalah yang seharusnya bisa terselesaikan justru terbengkalai dan menumpuk lebih banyak. Tema-tema tersebut dikemas apik oleh Yerry melalui goresan-goresannya di kanvas yang tampak tidak membosankan karena menggunakan bahasa yang lebih dimengerti oleh public yakni sepak bola. Pameran ini juga dibantu dengan buah pemikiran dari penulis Sindhunata dan Sudjud Dartanto.

Category: | Leave a comment
14.48 | Author: Kronika Jogja

Dewasa ini, anak-anak lebih familiar dengan lagu-lagu dewasa dan kurang mengenal lagu anak dan lagu tradisional. Berangkat dari hal inilah, Yayasan Dunia Damai melalui Museum Anak Kolong Tangga bekerjasama dengan Taman Budaya Yogyakarta mengadakan sebuah konser yang diperuntukan bagi anak-anak di Yogyakarta dan sekitarnya. Konser yang bertajuk “Concert for Jogja Kids” ini diharapakan dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan musik, lagu anak-anak, dan lagu tradisional. Dengan demikian anak-anak dapat tetap menikmati musik dan lagu dengan isi yang sesuai tingkat usia mereka. Disamping itu, kegiatan ini juga sebagai sarana bagi anak-anak di Yogyakarta untuk melatih kepercayaan diri dan berinteraksi. Kegiatan yang mengajak anak-anak untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan lagu anak-anak dan lagu tradisional ini diikuti oleh anggota Klub Museum Anak Kolong Tangga dan anak-anak usia sekolah dasar di seluruh Yogyakarta. Kegiatan utama dari acara ini berupa konser anak berdurasi 90 menit yang menyajikan beberapa buah lagu anak-anak dan lagu tradisional yang dikemas dalam berbagai aliran musik.

Category: | Leave a comment
18.37 | Author: Kronika Jogja

Landing soon adalah pameran dan presentasi seniman residensi yang merupakan program kerjasama pertukaran yang diselenggarakan oleh Heden, Den Haag, Belanda dan Rumah Seni Cemeti Yogyakarta, Indonesia. Selain itu juga didukung oleh Heden, Belanda dan Program Pengembangan dan Kebudayaan, Kedutaan Belanda di Jakarta. Dalam landing soon, lokalitas sebagaimana globalitas dipertanyakan ulang melalui berbagai tema, visi, maupun kondisi. Para seniman yang terlibat diberi kesempatan untuk sepenuhnya konsentrasi bekerja, melakukan uji coba dan interaksi sesama seniman professional maupun komunitas tertentu. Seniman-seniman yang terlibat dalam landing soon ini antara lain, Ellen Rodenberg, Maarten Schepers, dan Wimo Ambala Bayang. Maarten Schepers yang lahir di Rotterdam dan menyelesaikan studi di Den Haag memiliki focus perhatian dalam struktur kota. Ia tertarik mengamati bagaimana masyarakat membangun dan menghidupi kota. Ellen Rodenberg, yang jugamenempuh pendidikan di Den Haag menitikberatkan perhatiannya pada gagasan konstruksi dan dekonstruksi symbol dan makna. Sedangkan Wimo Ambala Bayang adalah seniman yang bekerja dengan foto dan video. Seniman yang lahir di Magelang ini menempuh studi di Modern School of Design dan ISI Yogyakarta.

Category: | Leave a comment
18.34 | Author: Kronika Jogja

Perempuan pada awalnya lebih banyak disibukkan dengan urusan pekerjaan di rumah. Rumah menjadi semacam penjara bagi perempuan karena dengan berada di rumah perempuan menjadi tidak bebas mengembangkan dirinya. Padahal jika perempuan lepas dari belenggu itu tidak menutup kemungkinan bagi para perempuan untuk menghasilkan karya-karya besar. Dalam sector perekonomian informfal, kiprah kaum perempuan sangatlah nampak. Para perempuan turut membantu keuangan rumah tangga melalui industri kecil yang berbasis pada industri rumahan. Pameran yang diadakan di Gedung Pamungkas ini merupakan salah satu ajang promosi yang dapat mendukung usaha perempuan tersebut. Mereka dapat meningkatkan kualitas produk mereka melalui pameran yang menghadirkan berbagai macam produk olahan yang dihasilkan oleh para pengusaha khususnya perempuan Pameran ini bukan hanya sebagai ajang pamer semata, melalui pameran ini berbagai macam acara pendukung yang diadakan memungkinkan para pengusaha memperoleh berbagai macam ilmu dari berbagai sumber. Pameran ini mendorong para pengusaha untuk saling berkompetisi menciptakan produk yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Category: | Leave a comment
16.55 | Author: Kronika Jogja

Acara yang diponsori oleh LA Lights ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya diselenggarakan oleh SET Production. Acara ini terbagi dalam dua session, yang pertama adalah Movie Workshop yang diselenggarakan pada 26 Juli 2008 dan Meet The Producers pada 27 Juli 2008. Movie Workshop berisi tentang apa itu film pendek, bagaimana membuat film pendek/ dan setelah jadi mau diapakan film itu. Workshop yang diikuti sekitar 500 peserta ini diisi oleh Artuto GP, Sekar Ayu Asmara, Deb ver Hoeven, dan beberapa produser lainnya. Dalam workshop ini peserta diberi kesempatan untuk menuliskan ide cerita mereka masing-masing, dai ide cerita yang terkumpul dipilh 50 peserta dengan ide cerita yang palinh menarik untuk bertemu dengan beberapa produser ternama, seperti Hanung Bramantyo, Agung Sentausa, Lola Amaria, dan Arturo GP. Para peserta rela menunggu sejak pagi untuk bertemu produser-produser yang diharapkan menerima ide cerita mereka. Kriteria yang diambil dalam pemilihan ide cerita ini hanya ide cerita mana yang dianggap menarik, bagaimana cara presentasi peserta, dan bagaimana peserta meyakinkan produser dalam waktu 10 menit. Dari 50 ide certita yang dipresentasikan nantinya akan dipilih 10 ide cerita untuk difilmkan.

Category: | Leave a comment
16.53 | Author: Kronika Jogja

Pameran foto yg digelar di gallery Akademi Desain Visi Yogyakarta ini memamerkan karya-karya dari alumni fotografi ADVY. Alumni bukan berarti berhenti belajar dan berkarya, oleh karena itu pameran ini diadakan untuk menguji kontinuitas berkarya para alumni program studi seni fotografi. Mereka yg berpameran kali ini, ketika masih mahasiswa diharuskan mempelajari teori bagaimana caranya bertutur kata yaitu teknis yang benar untuk membuat foto melalui kamera yang sesua dengan tujuan pemotretannya. Sebagai salah satu cabang seni, fotografi dapat menyegarkan pikiran yang lelah, membawa ke suasana lalu, dan membawa angan-angan ke masa depan. Foto bisa berarti tap bisa juga tanpa makna apa-apa. Kadang objek foto hanya sebagai symbol yang dipinjam fotografer untuk berbicara tentang sesuatu yang tida selalu sama dengan apa yang pemirsa serap. Pameran fotografi konseptual “C for Creative” ini selain Jogja juga diselenggarakan di Rumah Seni Yaitu di Semarang dan di Balai Soedjatmoko Solo. Pameran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wacana diskusi dan dialog seni antar komunitas visual art yang lain di tiga kota ini.

Category: | Leave a comment
16.52 | Author: Kronika Jogja
Pameran bersama ini melibatkan 14 seniman yang dirangkum dalam sebuah pameran yang bertajuk “Most Wanted”. “Most Wanted”, sepertinya pemberian tajuk tersebut hanya mengikuti arus yang menggunakan judul dengan bahasa Inggris dan plesetan. Namun, Most Wanted adalah keadaan yang sebenarnya terjadi pada pasar saat ini menurut kacamata seniman. Pemilihan Most Wanted yang diangkat sebagai tajuk dari pameran ini karena memang seniman yang berpameran di Galeri Biasa kali ini sedang menjadi The Most Wanted. Karya para seniman yang rata-rata sudah mendapatkan award dari berbagai kompetisi ini oleh pihak penyelenggara dinilai akan membawa kepada suatu kenyamanan dan keunikan tersendiri ketika dinikmati. Galeri Biasa bermaksud menyajikan beberapa alternative karya-karya seni yang dinilai cukup representative masuk dalam wacana seni rupa kita dan layak dipertimbangkan menjadi item koleksi maupun investasi strategis dalam pasar lelang Asia maupun Internasional. Dalam pembukaan pameran ini pengunjung dihibur dengan penampilan waria yang menyanyi dengan dua suara yang berbeda, yaitu suara laki-laki dan suara perempuan.
Category: | Leave a comment
16.48 | Author: Kronika Jogja

Pameran tunggal ini merupakan rangkaian karya Gigih Wiyono yang bertema Devi Cri. Pameran yang diadakan di V-art Gallery ini merupakan pameran yang ketiga setelah dua pameran yang bertema sama yang digelar di Solo dan Jakarta. Disamping itu, pameran ini merupakan pameran tugas akhir Program Penciptaan Seni, Pascasarjana ISI Yogyakarta. Devi Cri nama asalnya di India dan dilafalkan menjadi Dewi Sri oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Tengah, Nyi Pohaci di Jawa Barat, Liung Indung Bunga di Kalimantan, dan masih banyak lagi nama panggilannya sesuai daerah masing-masing. Panggilannya memang berbeda tetapi maksud dan artinya sama yaitu Dewi Kesuburan yang memberi berkah kapada kaum petani dan kehidupan di masyaraka. Mitos Dewi Sri dalam menjalani laku hidup merupakan suatu hal yang pantas untuk dipahami dalam konteks social-kultural. Tema The Spirit of Devi Cri merupakan reaksi atas realita yang terjadi di tengah masyarakat, kebijakan pemerintah yang cenderung tidak berpihak pada petani, pemafaatan lahan yang sangat eksploitatif sangat merugikan rakyat. Dalam keadaan yang sudah di dasar penderitaan, spirit perlawanan menjadi tumbuh. Seniman sebagai radar masyarakat yang paling sensitive di dalam merasakan getar kehidupan, berusaha lebur dan memaknai persoalan itu.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Memasuki awal tahun 2008, perhelatan seni rupa di Indonesia semakin menggebu. Hal ini telihat dari hampir semua galeri maupun gedung pameran penuh dengan acara pameran. Jogja merupakan sebuah tempat bersemayamnya para perupa muda yg gaya seni rupa mereka sangat beragam. Beraneka macam cara dilakukan oleh para perupa kita dalam berekspresi untuk menampilkan citarasa mereka dalam kanvas, foto, logam, maupun materi seni rupa yg lain. Salah satu contoh dari sekian banyak para perupa muda adalah para perupa yg tergabung dalam kelompok SENTAK. SENTAK adalah sebuah kelompok perupa muda yg kali ini menggear pameran bertajuk “Artmatika” di Bentara Budaya Yogyakarta. Para perupa tersebut antara lain Askandi, Yon Indra, Antoni Eka Putra, I Made Valasara, dan At Sitompul.

Artmatika, menurut mereka adalah gabungan antara art dan matika atau seni dan berhitung. Namun, bukan deretan angka atau rumus-rumus matematika yg ditampilkan oleh para perupa.Yg ada adalah sejumlah tampilan garis-garis pada kanvas yg amat diperhitungkan tata letaknya. Garis menjadi spirit atau pokok bahasan dalam karya mereka. Dalam pameran ini kita dapat menikmati kumpulan garis yg tertata rapid an teratur dalam kanvas. Walau demikian, masih tampak pula beberapa garis yg terasa lebih liar dan spotan.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Menyusul kesuksesan peluncuran Castrol Power 1 Scooter, pelumas khusus untuk kendaraan scooter-matic, pada 7 September 2007 lalu, kagiatan Matic United Castrol Power Scooter kembali diadakan oleh PT Castrol Indonesia pada tahun kedua ini di 4 kota besar yaitu Yogyakarta, Bandung, Malang, dan Denpasar. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah minat masyarakat pengguna scooter-matic khususnya terhadap kegiatan fun-rally. PT Castrol Indonesia menyikapi tingginya minat masyarakat terhadap scooter-matic dengan mmeluncurkan Castrol Power 1 Scooter, pelumas dengan formulasi khusus “Scootek Technology” untuk mesin-mesin bertransmisi CVT atau constinosly variable transmission. Dengan hampir semua pabrik sepeda motor di Indonesia yg kini telah hadir dengan varian matic dan bisa diposisikan sebagai kendaraan heterogen yg cocok untuk digunakan semua kalangan, maka pihak penyelenggara berharap acara Matic United Castrol Power 1 Scooter iini diharapkan dapat diikuti oleh peserta yg sebanyak-banyaknya. Berdasarkan data yg mereka miliki menunjukan bahwa trend pemakaian motor scooter matic di Yogyakarta mengalami peningkatan yg cukup signifikan, dengan data tersebut maka jelas bahwa kebutuhan masyarakat akan pelumas khusus scooter matic pun juga mengalami trend peningkatan yg signifikan.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Ritus Air” sebagai tema pameran tunggal karya-karya I Made Arya Palguna ini menampilkan salah satu bentuk penawaran pembacaan kembali air sebagai salah satu bagian penting dalam hidup manusia. Air, saat ini tidak kita kenali lagi sebagai air yg bersahabat, namun air yg berjarak dan merusak. Sebagian bencana yg terjadi disebabkan oleh air. Air, mendadak menjadi ancaman yg mencemaskan sekaligus memunculkan pertanyaan atas sikapnya yg berubah. Karya-karya I Made Arya Palguna memberikan jawaban atas munculnya pertanyaan tersebut. Palguna mengajak kita untuk merenung kembali bahwa semuanya ternyata akibat ulah manusia sendiri yg semena-mena terhadap air. Tema yg Palguna angkat kali ini merangkai berbagai respon Palguna terhadap situasi kontemporer maupun permenungannya dalam satu titik tolak yaitu air. Melalui pameran yg diselenggarakan di Srisasanti ini, sebagai seniman, Palguna kembali menunjukan totalitas, komitmen, dan konsistensinya dalam berkarya.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Pentas yg terselenggara untuk memperingai hari kelahiran tamansiswa ke 86 sekaligus berdirinya majelis kesenian Ibu Pawiyatan ini melibatkan siswa-siswi taman kesenian Ibu Pawiyatan taman siswa. Pementasan yg berjudul “Dari Tamansiswa untuk Indonesia” ini menampilkan kesenian-kesenian dari siswa-siswi taman kesenian yg dirangkai dalam bentuk naskah dan di sutradarai oleh Bapak Giri MS. Di sela-sela pementasan koreodrama ini juga terdapat pemutaran video-video tentang Ki Hajar Dewantara. Selain pementasan ini,juga ada rangkaian acara lain seperti temu alumni tamansiswa serta bazaar yg diadakan pada 4-5 Juli 2008. Dimulai dari malam pementasan ini Pendopo Agung dibuka untuk semua kegiatan kesenian. Pendopo Agung merupakan rumah semua orang, rumah keluarga tamansiswa, warga Jogja, dan seluruh bangsa Indonesia. Acara ini ditutup dengan penampilan “Ipad”, alumni siswa Sekolah Dasar tamansiswa yg sekarang sudah berkecimpung di dunia entertainment.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Kegiatan yg baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini akan mengunjungi Yogyakarta sebagai kota pertama dari rangkaian tur 3 kota. Kegiatan yg secara keseluruhan memadukan unsur wisata kuliner, hiburan, kesenian, olah raga ringan serta pendidikan ini tidak dipungut tiket masuk alias gratis. Bahkan, banyak kesempatan mendapatkan ratusan hadiah menarik. Acara yg diawali dengan jalan sehat keluarga ini memberikan berbagai suguhan menarik yaitu puluhan makanan kreasi baru, bazaar murah produk-produk Indofood, hiburan musik, dan beberapa kegiatan yg lainnya. Sampai konsultasi gratis nutrisi anak pun tersedia dan tidak ketinggalan tentunya demo masak dari chef terkenal dan lomba masak berhadiah jutaan rupiah. Pihak penyelenggara tidak hanya merangkul para pedagang makanan terkenal di Jogja tapi juga menggandeng beberapa komunitas masyarakat di Jogja untuk menampilkan makanan khas mereka yg belum banyak diketahui masyarakat luas seperti komunitas petani klaten, ibu wonosari,jetis menawan, dan lain-lain. Bagi Indofood, kegiatan ini juga merupakan wujud kepedulian dan penghargaan terhadap makanan khas asli daerah.

Category: | Leave a comment
20.46 | Author: Kronika Jogja

PERKIN (Perkumpulan Kinologi Indonesia) Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menyelenggarakan Pameran "Back to Back" Multi Trah, Pameran Anjing Trah PERKIN (All Breeds) dan Ujian Karya Guna. Hajatan bertajuk "JOGJA DOG SHOW 2008" ini akan diselenggarakan di Gedung Jogja Expo Center (Yogyakarta) pada tanggal 28-29 Juni 2008. Di tempat yang sama, setahun lalu telah diselenggarakan Jogja Dog Show untuk pertama kalinya. Kegiatan ini tidak hanya untuk mengulang sukses yang telah dicapai pada penyelenggaraan tahun lalu, pada pameran tahun ini panitia berusaha semaksimal mungkin meningkatkan mutu penyelenggaraan Jogja Dog Show menjadi lebih baik dan menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu motor pendorong kemajuan kinologi Indonesia. Pameran "Back to Back" akan mengikutsertakan semua trah PERKIN, kecuali Anjing Gembala Jerman (AGJ) dan Rottweiler. Pada pameran Back to Back ini selain trophy Best in Exhibition juga akan diperebutkan trophy Best Baby in Exhibition (khusus Anakan "A") serta trophy Best Puppy in Exhibition. Pameran Anjing Trah PERKIN (All Breed) pada hari kedua mengikutsertakan semua trah yang diakui PERKIN. Dua buah ring khusus untuk AGJ dan Rottweiler disediakan di lapangan rumput yang tepat berada di belakang gedung. Pameran All Breeds ini akan memperebutkan posisi Best in Show dan Reserve Best in Show dengan trophy Sri Sultan Hamengku Buwono X ("Piala Raja") berupa replika mahkota Sri Sultan.

Category: | Leave a comment
20.46 | Author: Kronika Jogja

Tekstur dalam Lukisan”, itulah tema yang diangkat dalam pameran seni visual di Jogja Gallery kali ini. Bila kita mengamati tema pameran ini, yg terbayang secara harfiah adalah tersususunnya bentuk-bentuk jalinan atau penyatuan bagian-bagian, sehingga membentuk sesuatu yg berkesan indah, menarik, suatu karya seni yg mampu mengisi ruang dengan medium apapun yg digunakan, bahan, alat, dan teknik apapun yg dipakai. Pameran ini menampilkan karya-karya 2 dimensi, melibatkan sekitar 39 seniman dengan jumlah karya yg dipamerkan sekitar 60 karya. Abstraksi singkat pameran ini berangkat dari perupa yg membiarkan kanvasnya dipenuhi tekstur bergaris tipis sebagai subjek teknis. Pameran ini dibagi menjadi 3 sub-kurasi utama, yaitu Teritorial Tekstur, Meraba Alam, dan Tipuan Visual. Dalam territorial tekstur, hal yg menarik adalah ruang terasa didominasi oleh tekstur semu, ruang terasa bergerak karena kemampuan garis yg berulang-ulang. Sedangkan pada sub-kurasi meraba alam, dihadirkan karya-karya yg secara visual berbasis tekstur nyata di atas kanvas. Di samping itu dalam sub-kurasi ketiga yaitu tipuan visual, mengetengahkan sebuah realitas yg semakin menajamkan perbedaan dalam proses berkarya, terutama dalam melihat tektur.

Category: | Leave a comment
20.45 | Author: Kronika Jogja

Pameran lukisan dan keterampilan tangan anak-anak yang berlangsung di gedung E benteng Vredeburg Yogyakarta ini merupakan sebuah pameran pendidikan yang memamerkan hasil-hasil dari pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler. Pameran yang dipanitiai oleh 4 sekolah dasar yaitu SDN Tamansari 2, SD Muhammadiyah Kaumun, SD Muhammadiyah Wirobrajan 1, dan SD Muhammadiyah Purwo 1 ini diadakan berkat ide dari Bapak Mifyansah selaku guru seni budaya dan keterampilan dari ke 4 sekolah dasar tersebut. Pameran ini diselenggarakan guna memberikan ruang bagi anak-anak dalam berkreasi. Pameran yang memberikan kebebasan pada anak-anak dalam menentukan tema ini terselenggara setelah masa pra produksi yang kurang lebih berlangsung sekitar 10 hari. Dalam pameran ini juga dipamerkan lukisan hasil karya Galuh Friska , siswi SD Tamansari kelas 5 yang merupakan wakil lomba melukis anak tingkat nasional. Selain lukisan-lukisan, di sini juga terdapat kerajinan-kerajinan karya siswa-siswa.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pertunjukan musik yg berlangsung di block garden kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan ini merupakan program tahunan dari UKM Kesenian universitas tersebut. Selain menampilkan Sophie dan Display, event ini juga dimeriahkan oleh band asal Jogja yg kini meniti karier di Jakarta. Band ini digawangi oleh Duta, Eross, Adam, dan Brian, yach…siapa lagi kalau bukan Sheila on 7. Band beberapa waktu lalu sempat tak pernah lagi terdengar kabarnya ini, kali ini kembali menyapa penggemarnya dengan album baru mereka yg berjudul “Menentukan Arah” dengan single andalan berjudul “Betapa”. Sejak awal sebelum band ini akhirnya setenar sekarang, mereka mencoba untuk tampil secara professional. Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival, maupun pertunjukan komersil di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, serta panggung umum. Ide-ide atau kreasi mereka dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana. Dalam acara konser akustik kali ini mereka membawakan lagu mereka yg berjudul “Bertahan sebagai lagu pembuka penampilan mereka malam itu. Sheila on 7 tampil menghibur penonton dengan menyanyikan sekitar 10 lagu.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pameran foto yang bertajuk “Jogja dalam Lensa” ini memamerkan lebih dari 100 foto. Foto-foto ini dihasilkan oleh para fotografer dan pelukis yang tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja. Berbagai foto yang dipamerkan menggambarkan ekspresi, profesi, bangunan, dan kebudayaan// Selain itu, terdapat juga foto yang menggambarkan tentang pemandangan dan potret kehidupan sehari-hari. Selain karya-karya dari seniman-seniman dalam negeri seperti Raden Indra Dewanto, Chazyal M, I Made Hanggayana, Nofria Doni Fitri, dalam pameran ini juga dipamerkan karya-karya dari seniman luar negeri seperti Derald Gasperez. Disamping itu, di sini juga dipamerkan foto-foto yang pernah mendapat kejuaraan dalam berbagai lomba fotografi di Yogyakarta.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pertunjukan yang diselenggarakan oleh Etnik Production ini diadakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir para mahasiswa seni tari 2007-2008. Penampilan dari para penari ini diurutkan berdasarkan kerumitan set panggung. Pementasan tari yang berjudul “Soul of Spin” contohnya. Pementasan yang koreografinya dibuat oleh Elisabeth Nur Nilasari ini memadukan antara kekuatan tangan dan kaki dalam berputar. Pementasan ini melibatkan 3 orang penari yaitu Ledima, Widyamarto, dan Nila. Sedangkan tarian karya Poppy Indriani yang berjudul “Sunting Melenting” melibatkan sekitar 7 penari. Selain tarian karya Nila dan Poppy tersebut, juga dipentaskan tarian karya Kalwati yang berjudul “Satu Bintang” dan tarian karya Lina Susanti yang berjudul “Afalokiteswara. Selama pertunjukan berlangsung para penonton dilarang makan, minum, dan merokok. Selain itu penonton hanya boleh bertepuk tangan saat pementasan berakhir. Pertunjukan ini ditutup dengan penyerahan buket bunga oleh ketua jurusan tari kepada penata tari.

Category: | Leave a comment
20.43 | Author: Kronika Jogja

Yogyakarta, bertindak selaku tuan rumah setelah Palembang, Semarang,, Malang, dan Cirebon, mampu memberikan alternatif tontonan otomotif tersendiri bagi warga masyarakatnya dengan diselenggarakannya Djarum Black Night Slalom. Hal ini terbukti dari sekitar 2000 orang penonton yang datang untuk menyaksikannya gelaran Djarum ini. Gelaran Djarum Black Night Slalom seri kelima di Yogyakarta ini memiliki catatan dan rekor tersendiri dari empat seri sebelumnya karena diikuti sebanyak 223 starting dan 173 peserta. Acara ini dikemas dalam 2 hit yaitu hit pertama dan hit kedua. Hit pertama dimulai pukul 13.30 WIB hingga pukul 17.45 WIB. Acara ini dibuka dengan pengecekan area slalom oleh ‘safety car’ Honda Jazz dari Djarum Black. Persaingan peslalom-peslalom senior yang berpadu dengan ambisi darah muda peslalom yunior, membuat acara ini jadi tontonan yang mengasyikkan. Seperti yg dikatakan Bapak HM. Handoko, H. SH, promotor slalom nasional dari Montesz Sport Club, selaku penyelenggara Djarum Black Night Slalom 2008 di Yogyakarta, lapangan parkir Stadion Mandala Krida terbukti bisa menjadi arena paling komplit dari empat seri sebelumnya. Karena area yang luas ini ditunjang dengan penempatan tribun-tribun penonton yang banyak di sisi-sisi arena slalom, membuat acara ini terlihat tertib, aman, dan nyaman. Penampilan live band performance, live DJ performance serta penampilan atraktif sexy dancer mampu menjadi daya tarik tersendiri dalam acara ini. Penampilan mereka juga mampu menghilangkan kejenuhan penonton selama break dari hit pertama menuju hit yg kedua. Dari hit pertama dan hit kedua ini didapatlah Didi Heriyanto dari Team Suzuki Bukopin sebagi juara umum di seri kelima Kejurnas Djarum Black Night Slalom Yogyakarta.

Category: | Leave a comment
20.41 | Author: Kronika Jogja
Dilihat dari judulnya, Clas Intimate with Glenn Fredly, tentu saja acara ini merupakan persembahan Clas Mild namun lebih tepatnya diselenggarakan oleh Ruth Sahanaya Production. Event ini diselenggarakan di 4 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Jogja yg merupakan kota terakhir. Glenn tampil menghibur dengan menyanyikan sekitar 20 lagu. Selain itu Glenn juga berkolaborasi dengan rapper ternama yaitu Iwa K. Konser di kota gudeg ini didedikasikan untuk seniman-seniman dan musisi Jogja. Disamping konser musik itu sendiri, juga diadakan pemutaran film yg menceritakan tentang lagu-lagunya. Glenn juga terlibat dalam film yg dibintangi oleh Gary Iskak dan Ratna Azia, namun ia hanya terlibat sebagai voice talent dalam film tersebut. Glenn juga berpesan kepada musisi Indonesia agar lebih bersatu lagi agar musik Indonesia semakin maju, seperti tema konsernya kali ini. Penonton tidak sia-sia membeli tiket seharga 75ribu untuk kelas festival dan 150ribu untuk VIP, karena pertunjukan musik ini sangat menghibur para penontonnya.
Category: | Leave a comment
20.39 | Author: Kronika Jogja
Pertunjukan tari yg menggunakan tiang ini merupakan materi pertunjukan sirkus yg sangat tua, pemainnya berputar-putar dengan tiang. Ia melawan gaya tarik bumi dengan memadukan acrobat maneuver di udara. Permainan tersebut berasal dari Cina yg selalu dibawakan oleh 10-15 orang dengan beberapa tiang, pemainnya melompat dari tiang satu ke tiang yg lain. Permainan tiang ini sekarang sangat terkenal di Eropa dan menjadi teknik yg dimainkan sendiri atau berdua dengan satu tiang. Pertunjukan Contigo ini lahir dari pertemuan antara 2 artis Portugal, yaitu Rui Horta yg merupakan seorang koreografer dan Joao Paulo Pereria Dos Santos yg merupakan seorang pemain acrobat pada tiang. Dari kedua orang yg khas ini, Contigo mengambil suatu perpaduan antara dunia-dunia berbeda yg saling memperkaya satu terhadap lainnya. Seorang diri di atas panggung, seorang anak bermain dengan benda-benda seperti batu, kursi, tongkat, dan tiang, merupakan perwujudan dari setiap titik pertemuan di antara kedua seniman ini. Dari hubungan mereka yg sama terhadap peristiwa-peristiwa, dari ruang-ruang percampuaran itulan Contigo lahir. Joao Paulo Pereria Santos, sang pemain acrobat dalam pertunjukan ini, pernah mendapat pendidikan di Chapito sebuah sekolah sirkus dan pertunjukan di Lisabon dan beberapa sekolah seni sirkus lainnya. Kini ia tergabung menjadi anggota grup Cheptel Aleikoum.
Category: | Leave a comment
20.31 | Author: Kronika Jogja

Dalam pameran tunggal Hendra Priyadhani yang perdana ini ia tidak begitu memusingkan sebuah persiapan dan sebagainya. Karena semua bahan yang digunakan dalam berkarya adalah barang yang bersifat dibuang sayang seperti sisa kanvas, kain-kain sisa kaos, berkas-berkas foto kopian yang tidak terpakai, dan lain sebagainya. Tema- tema yang diangkat juga sesuatu yang dekat dengan keseharian. Oleh sebab itu, pemberian judul pada setiap karya juga muncul ketika karya tersebut setengah jadi. Berangkat dari hal itulah maka pameran seni rupa ini kemudian diberi tajuk Throw Honey atau Dibuang sayang. Hendra Priyadani atau lebih sering disapa Blangkon juga dikenal sebagai master of ceremony (MC) di acara-acara musik anak muda Yogyakarta. Pameran tunggalnya ini adalah manifestasi dari kedekatannya dengan dunia musik, fashion dan life style yang kemudian banyak diejawantahkan dalam teknik print, kolase, silk screen, stensil, dan neon box. Karya-karya cutting edge seperti yang diterapkan Blangkon ini banyak di populerkan oleh komunitas underground di Amerika dan Inggris pada pertengahan tahun 70-an untuk propaganda acara musik, pergerakan atau sekedar kegiatan 'narsis' individu. Blangkon menggunting, memotong, dan menempelkan imej yang dirangkai menjadi kolase dari sejarah masa lalu, yaitu tentang mimpi-mimpi, istri, anak, orang tua, gemerlapnya dunia, kegilaan masa muda, dan lain sebagainya yg kemudian dioplos dalam bingkai dan diberi judul.

Category: | Leave a comment
20.22 | Author: Kronika Jogja

Jogja art fair #1, yg merupakan salah satu kegiatan dari sekian banyak acara dalam rangkaian FKY XX ini dimaksudkan sebagai program yg secara sadar hendak menyikapi wilayah komodifikasi dalam realitas seni visual. Penilaian tinggi secara nominal terhadap karya seni terutama seni lukis telah menjadi rahasia umum dan diikuti pula dengan maraknya pameran-pameran. Seperti di beberapa negara lainnya, bukanlah suatu hal yg baru jika event seni rupa dijadikan sebagai ruang perdagangan karya seni. Untuk mengenali event-event yg lebih kental dengan suasana bisnis ekonomi ini/ biasanya penyelenggara menandainya dengan sebutan “art fair”, seperti “Shanghai Art Fair”, “Singapore Art Fair”, “Beijing Art Fair”, dan lain sebagainya. Jogja Art Fair #1 diselenggarakan juga untuk megawali tradisi tersebut. Walaupun event ini ditandai dengan sebutan lokalitas Jogja, namun peserta seniman ataupun persebaran pasar event ini tetap meluas sampai tingkat nasional, bahkan internasional. Event yg penyelenggarannya diharapkan dapat berkelanjutan ini, juga akan menjadi event tahunan yg dimungkinkan untuk terlepas dari program FKY. Meskipun pasar seni rupa di Indonesia lebih diwarnai dengan melejitnya seni lukis sebagai karya yg paling laku, Jogja Art Fair tetap menghadirkan karya-karya visual yg lain seperti karya 3 dimensi, street art, fotografi, seni video, dan lain-lainnya. Keberhasilan event ini juga akan ditentukan oleh banyaknya jumlah nominal yg bergerak dan terlibat dalam jual beli di arena pameran ini.

Category: | Leave a comment
19.37 | Author: Kronika Jogja
Public Launching Beat yg diadakan oleh PT. Astra International – Honda selaku main dealer daerah pemasaran DIY, Kedu, dan Banyumas ini merupakan satu rangkaian dengan acara pre and post launching yg bekerjasama dengan stasiun radio dan surat kabar dengan melakukan aktivitas mobile activity ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, kafe, dan tempat-tempat keramaian, serta melakukan konvoi Honda Beat keliling kota Yogyakarta. Sesuai dengan varian Beat yg mengusung tema musik yaitu Hip-Hop Orange, Hard Rock Black, Electro Red, Pop Pink, Fusion Blue, dan Techno White, maka pada public launching ini puhak penyelenggara pun mengusung tema Entertainment, Launching skuter matic keluaran Honda ini juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan menarik seperti Cheers leader competition, Tatto competition, Free style dancer show, dan games adrenaline. Selain itu, dalam acara yg full doorprize ini pengunjung juga dapat menyaksikan penampilan dari Band-band indie Jogja, DJ performance collaboration, dan ditutup oleh performance dari Duo Maia. Duo Maia yg digawangi oleh Maia Estianty dan Mai Chan ini memang yg ditunggu-tunggu oleh para pengunjung, terbukti total jumlah pengunjung yg memadati venue lebih dari 15 ribu orang. Setelah public launching ini, masih ada rangkaian kegiatan lagi yg akan diadakan bekerjasama dengan dealer-dealer di seluruh area untuk memperkenalkan Honda Beat kepada masyarakat.
Category: | Leave a comment
19.30 | Author: Kronika Jogja
Pementasan Ballet Ballet Rotterdam/New York oleh Ballet Dance Works Rotterdam, Belanda ini merupakan rangkaian dari Program Internasional FKY XX 2008. Dance Works Rotterdam menggabungkan kota "Rotterdam-New York" dengan karya dari dua koreografer terkemuka Stephen Petronio dan Ton Simons. Stephen Petronio adalah direktur artistik dan koregrafer dari sebuah kelompok balet di New York City. Petronio telah membangun reputasi kelas dunia sebagai koreografer yang inovatif, karyanya menggabungkan elemen-elemen dari aktualiasi teknik dan improvisasi yang bersumber dari balet klasik. Dia bekerja bersama musisi-musisi kontemporer dan desainer terkemuka, yang digabungkannya dengan gaya tarinya yang eksplosif, dinamis, dan penuh ekspresi sehingga menghasilkan karya koreografi yang impressif, yang merupakan salah satu karya terbaik dalam tradisi Balet di New York. Lain halnya dengan Ton Simons. Ia merupakan direktur artistik dan koreografer dari Dance Works Rotterdam. Simon telah tinggal di New York selama lebih dari 20 tahun, sebelum dia akhirnya kembali ke Rotterdam pada tahun 1999. Pengaruh dari balet di New York, telah memberikan kontribusi yang besar pada posisinya yang unik di dunia Balet Belanda. Karyanya bercirikan tradisi balet klasik dengan bentuk yang liris dan menunjukan kemampuan koreografis yang tinggi. Tujuh belas personil dari Dance Works Rotterdam ini datang ke Yogyakarta pada Festival Kesenian Yogyakarta kali ini. Sebelas di antara peserta rombongan tersebut merupakan para penari ballet yg tampil menghibur para penonton di area concert hall ini.
Category: | Leave a comment
19.14 | Author: Kronika Jogja
“Kebahagiaan sederhana penuh makna” adalah sebuah pertunjukan yg menampilkan Pantomim Bizot dalam situasi sehari-hari, memperkenalkan keheningan berirama yg terdapat dalam keseharian kita. Seniman yg menampilkan adegan pantomim yg diperkaya keindahan seni Kabuki atau teater tradisional Jepang ini dikenal sebagai salah satu pemain pantomim yg paling berbakat dari generasinya. Dalam setiap langkahnya, ia menggambarkan dunianya dengan humor, kesedihan, kelembutan, kekuatan, dan warna. Kuncinya terletak pada pandangan, ekspresi, gerakan, dan sikap. Pada umur 8 tahun, Philippe Bizot menemukan seniman pantomim Marceau, hal tersebut kemudian mengarahkan seluruh hidupnya. Ia belajar secara otodidak dan mengasah hobinya itu untuk berkarya di kafe-kafe teater di Bordeaux lalu di Paris. Sejak lebih dari 30 tahun, pemain pantomim Bizot yg sekaligus merupakan pengajar, sutradara, dan seniman, tidak hanya bergelut dalam bidang seni di Eropa, namun juga di 5 benua. Ia tak pernah berhenti mengajar, bertukar pikiran, dan berkarya. Gerakannya selaras tuntutan penggayaannya. Karya pedagogisnya ditujukan bai para orang dewasa dan anak-anak, tuna rungu dan tuna wicara, bagi para autist, tuna daksa, di seantero jagad. Ia mengajak penonton menyaksikan seni keheningan. Pantomim Bizot menggunakan bakatnya untuk mengangkat mereka yg sering terabaikan oleh budaya, mereka yg memiliki cacat fisik atau yg kurang mampu. Dalam pementasan ini penonton dilarang makan, minum, merokok, apalagi membuat gaduh. Selain itu penonton juga dilarang keluar ruangan sebelum pementasan berakhir.
Category: | Leave a comment
19.12 | Author: Kronika Jogja
Masuk di antara 2 pohon beringin tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jogja. Kepercayaan tentang siapa yg dapat berjalan lurus tanpa berbelok di celah antara kedua pohon itu akan mendapat keberuntungan, sudah menjadi tradisi bagi mereka. Event masangin yg sama juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, namun kali ini sebagai wujud pelestarian budaya Gong Entertainment mengadakan lomba masangin yg disponsori oleh Sampoerna Hijau. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengangkat romantisme salah satu kebudayaan Yogyakarta. Namun berbeda dengan masangin yg juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, masangin kali ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Peppy. Syarat untuk dapat mengikuti lomba inipun tergolong mudah, calon peserta dapat mendaftar cukup dengan membeli produk rokok. Ini adalah kali kedua bagi Sampoerna Hijau mengadakan kegiatan masangin, berbeda dengan yg sebelumnya kali ini Sampoerna Hijau bekerjasama dengan Gong Entertainment. Selain sebagai wujud kepedulian terhadap budaya, kegiatan ini juga sebagai ajang promosi bagi Sampoerna Hijau. Event ini juga didukung oleh penampilan dari Explode Band.
Category: | Leave a comment
19.12 | Author: Kronika Jogja
Masuk di antara 2 pohon beringin tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jogja. Kepercayaan tentang siapa yg dapat berjalan lurus tanpa berbelok di celah antara kedua pohon itu akan mendapat keberuntungan, sudah menjadi tradisi bagi mereka. Event masangin yg sama juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, namun kali ini sebagai wujud pelestarian budaya Gong Entertainment mengadakan lomba masangin yg disponsori oleh Sampoerna Hijau. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengangkat romantisme salah satu kebudayaan Yogyakarta. Namun berbeda dengan masangin yg juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, masangin kali ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Peppy. Syarat untuk dapat mengikuti lomba inipun tergolong mudah, calon peserta dapat mendaftar cukup dengan membeli produk rokok. Ini adalah kali kedua bagi Sampoerna Hijau mengadakan kegiatan masangin, berbeda dengan yg sebelumnya kali ini Sampoerna Hijau bekerjasama dengan Gong Entertainment. Selain sebagai wujud kepedulian terhadap budaya, kegiatan ini juga sebagai ajang promosi bagi Sampoerna Hijau. Event ini juga didukung oleh penampilan dari Explode Band.
Category: | Leave a comment
19.09 | Author: Kronika Jogja
V-art gallery menyemarakkan agenda seni pada bulan Juni dengan menggelar sebuah pameran seni lukis sebuah grup perupa yg diprakarsai oleh 10 seniman muda. Pengunjung yg menunggu dibukanya pameran ini dihibur dengan penampilan dari band Kagol Asmoro, kemudian pameran ini dibuka oleh Bp Suatmadji selaku konsultan gallery. Pameran ini menggandeng beberapa perupa yg berangkat dari cara pandang yg hampir sama dalam berseni rupa. Ide-ide mereka dalam berkarya lebih terbuka dan tidak hanya mengolah dunia dalamnya. Para pelukis dipilih berdasarkan prinsip berkarya mereka, mereka berkarya dengan influence yg berasal dari berbagai ekspresi budaya masa kini yg lain, seperti budaya pop, musik, teknologi, komik, dan sebagainya. Kesepuluh pelukis yg tergabung dalam grup perupa “Hallo Jogja” yg berpartisipasi dalam pameran ini merupakan lulusan dari Institut Seni Indonesia, 9 perupa dari ISI Jogja sedangkan satu-satunya perempuan dalam grup ini yg bernama Reni “Emonk” berasal dari ISI Bandung. Karena grup ini sempat vacuum, maka pameran ini merupakan reuni mereka melalui seni lukis. Meskipun para seniman muda ini berasal dari komunitas yg berbeda, beberapa diantaranya mencintai seni murni, sedangkan yg lain berkarya dengan pengaruh urban art, komik, grafis, bahkan street art, namun mereka kemudian berinovasi untuk menuangkan ide-ide segar mereka dalam media kanvas yg bentuknya lebih sederhana dan berupa media 2 dimensi. Walaupun demikian karya-karya mereka tetap berbau urban art dan lebih menonjolkan pop art yg baru-baru ini digandrungi oleh anak muda. Di samping itu, karya-karya yg mereka tampilkan sarat dengan pesan moral dan isu social seperti global warming dan bahaya narkoba. Pameran ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik dari The Matur dan Night Lover.
Category: | Leave a comment
19.01 | Author: Kronika Jogja
“Warna-warni Teknologi”. Seperti yg kita ketahui juga bahwa teknologi memang berwarna-warni dan beraneka ragam. Maka dalam pameran yg digelar oleh Dyandra Promosindo Cabang Jogja bekerjasama dengan Apkomindo DIY ini, Dyandra Promosindo mengangkat tema “Warna-warni Teknologi” untuk mempromosikan beragamnya inovasi dan produk-produk terbaru yg dihadirkan oleh para peserta festival computer Indonesia 2008. Setelah sukses di Mega Bazaar Computer 2008 yg telah diselenggarakan sebelumnya, kali ini Festival Komputer Indonesia 2008 juga menjadi ajang perhelatan akbar industri computer tahunan di Jogjakarta. Festival ini menjadi salah satu ajang rujukan di agenda kegiatan pamer dan penjualan industri computer dan teknologi. Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di 6 kota, selain di Jogja kegiatan ini juga diadakan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Di area sebesar 3 hall ini dipenuhi oleh sekitar 117 peserta festival computer dari vendor-vendor nasional seperti stand Island paket yaitu ASUS, Epson, Datascript Canon, dan lain sebagainya. Untuk stand Island local seperti Computa, Samsung, X-Ware, dan lain-lain, serta untuk stand special diikuti oleh 15 peserta, sedangkan stand standard strategis diikuti oleh 88 peserta. Selain mendatangkan vendor-vendor tersebut festival ini juga menampilkan berbagai acara menarik seperti lelang kamera digital, overclocking tournament PC, lomba model anak-anak, dan masih banyak lagi acara yg lain. Yg menarik dari festival ini adalah hadiah grand prize berupa 1 unit mobil KIA Picanto yg diundi secara nasional, 5 buah motor yg diundi di Jogja dengan mendapatkan kupon undian setiap pembelian kelipatan 500 ribu. Ada juga I buah sepeda listrik dengan cara menyertakan tiket masuk pengunjung untuk diundi, juga disediakan flashdisk 1 GB seharga Rp 20.000 untuk pengunjung dengan menyertakan tiket masuk seharga Rp 2.000.
Category: | Leave a comment
15.04 | Author: Kronika Jogja
Seiring dengan pergulatan seni di Indonesia yg makin meriah, kali ini Sangkring Art Space menggelar sebuah pameran yg menampilkan karya-karya dari M. Basori, Joko “Gundul”, I Ketut Tenang. dan 7 seniman lainnya. Karya-karya yg dipamerkan sangatlah menarik, mulai dari ekspresionisme, pop art, realism, bahkan ditampilkan pula karya yg terbuat dari campuran bahan. M. Basori contohnya, ia menampilkan 3 buah lukisan yg semuanya terbuat dari campuran bahan, antara lain kawat jeruji, resin, tripleks, dan cat. Baginya melukis tidak hanya sekedar menggurat sesuatu di atas kanvas atau kertas dengan cat tertentu. Lain halnya dengan Joko “Gundul”, ia memamerkan lukisan makhluk-makhluk air berupa aneh tapi enak dipandang, itu adalah mutasi benda rongsokan menjadi makhluk hidup yg diciptakan olehnya. Pameran ini telah menghela ke 10 senimannya untuk mempertautka diri mereka dalam ruang pamer yg sama. Ke 10 seniman tersebut merupakan mantan eksponen “Spirit 90”, yaitu sebuah kelompok mahasiswa ISI Yogyakarta angkatan 1990 yg pernah melakukan lompatan sejarah dalam proses kreatif mereka sebagai pelukis muda pada 1994. Dengan terselenggaranya pameran ini diharap dapat menambah semaraknya dunia kesenian di Indonesia.
Category: | Leave a comment
15.02 | Author: Kronika Jogja
Pameran “Jawa Baru” ini berangkat dari asumsi bahwa “Jawa” bukan hanya urusan ‘orang Jawa’. Pameran ini dibuka oleh Drs. Susilo Nugroho atau Den Baguse Ngarso. Dalam konteks nasional, Jawa berbenturan dengan berbagai masalah menyangkut suku, tradisi budaya, politik, dan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi informasi dan leburnya batas-batas territorial bangsa, di masa ini kekhasan Jawa menjadi ikut melebur dalam percampuran beragam ekspresi budaya. Berdasarkan hal itulah pameran ini mencoba untuk memberi tanda terhadap situasi yg berubah. Pameran ini memberi gambaran Jawa yg terjadi dan dialami oleh generasi masa kini. Para seniman merepresentasikan wajah Jawa Baru hari ini, Jawa yg semakin menyadari dirinya hidup bersama dengan ‘bukan Jawa’ dan menjadi salah satu bagian dari penghuni dunia. Para seniman melihat Jawa dari berbagai macam pendekatan seperti gaya hidup, gender, politik, dan lain-lain. Pameran ini diikuti oleh Agus Baqul Purnomo, Aji Yudalaga, Arya Panjalu, dan masih banyak lagi seniman yg lain. Pameran ini menawarkan pembacaan baru mengenai “jawa” lewat seni rupa dan bagaimana jawa bergerak dan bertemu dengan identitas global Asia dan dunia.
Category: | Leave a comment
15.00 | Author: Kronika Jogja
Masa Lalu Selalu Baru, apa yg terlintas di benak pemirsa saat mendengar kalimat ini? Itulah tema yg diangkat dalam Festival Kesenian Yogyakarta XX kali ini. Tema tersebut merupakan kegamangan yg sering terjadi ketika masa lalu dibicarakan. Masa lalu selalu dihubungkan dengan segala sesuatu yg berbau kuno dan tidak mampu bersinergi dengan masa kini, sehingga masa lalu dianggap sesuatu yg telah mati. Sejumlah program telah disiapkan untuk FKY XX 2008 ini, antara lain upacara pembukaan yg dibarengi dengan pawai kostum, pasar raya FKY, bursa seni visual “Jogja Art Fair”, dan beberapa kegiatan yg lain. Upacara pembukaan FKY di benteng Vredeburg ini ditandai dengan dibukanya gembok pintu gerbang benteng Vredeburg oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, setelah sebelumnya diselenggarakan pawai kostum yg diikuti oleh 15 peserta, diantaranya rombongan polisi, anak pramuka, marching band, 9 kampung peserta Babad Kampung, dan KEBAYA yaitu sebuah komunitas waria di Jogja. Acara yg dananya dianggarka Rp 500juta oleh Pemda Provinsi DIY ini mendapat sambutan yg luar biasa dari masyarakat, sehingga kawasan Malioboro pun macet total karena ramai oleh pengunjung yg ingin ikut berpartisipasi memeriahkan FKY kali ini.
Category: | Leave a comment
14.58 | Author: Kronika Jogja
Cahaya bulan sabit menerangi pelataran pasar gabusan malam ini ketika para anggota MOCY atau Merzy Owner Club Yogyakarta berkumpul sejak sore di kawasan ini untuk menghadiri reuni akbar MOCY. Walaupun acara yg bertajuk Back to Ride juga dalam rangka ulang tahun MOCY yg ke 10 tapi acara ini lebih cenderung sebagai kagiatan reuni akbar para anggota MOCY mulai dari para pendiri dan anggota-anggota yg lama sampai para anggota baru mereka. Acara ini dibuka oleh sambutan dari ketua panitia Back to Ride yaitu Mas Antoro dan ketua umum MOCY yaitu Mas Budi, kemudian disusul oleh pemotongan tumpeng. Selain acara yg berlangsung pada malam ini, pada ari Minggu juga diadakan berbagai lomba yg masih satu rangkaian dengan event ini. Dalam kegiatan ini juga terdapat band performance guna menghibur seluruh anggota MOCY yg hadir. Kalau pemirsa liat penampilan dan body para pengendara motor-motor ini pasti kesan pertama pemirsa mereka terlihat sangar-sangar tapi ternyata mereka ngga seperi itu lho pemirsa, ternyata mereka sangat cooperative banget. Semakin malam peserta ataupun anggota club motor ini semakin banyak yg berdatangan jadi makin komplit aja dech motor-motornya, mulai dari motor merzy yg standar sampe motor merzy yg udah dimodif. Tapi bagi motor-motor yg dimodif, mereka hanya memodifikasi rangkanya saja sedangkan mesinnya masih menggunakan mesin basic merzy yaitu mesin buatan kawasaki. Kalau semua peserta sudah ngumpul jumlahnya bisa mencapai sekitar 500 peserta, pesertanya pun tidak hanya dari wilayah Jogja tapi juga ada yg jauh-jauh datang dari Palembang, Lombok dan banyak lagi dari daerah-daerah lainnya. Dalam acara ini juga diadakan pemutaran film dokumenter dari club MOCY, jadi buat para peserta kalau udah pada boring bisa duduk-duduk santai sambil nonton film tersebut sembari berbincang dengan peserta yg lain.
Category: | Leave a comment
14.55 | Author: Kronika Jogja
Pernahkah pemirsa menyaksikan film yang hanya berisi dialog? Ya film garapan Arif Ermawan ini hanya berisi dialog-dialog panjang antara dua orang yang berbeda keyakinan, keduanya memiliki latar belakang yang berbeda, Rangga yg diperankan oleh Ricky Poespo ini adalah seorang fotografer, dia orangnya cuek, dia tidak mau pikirannya terganggu oleh orang lain, apalagi direndahkan oleh wanita. berbeda dengan Desi yg diperankan oleh Petronella Diah K, dia cewek berusia 24 tahun yg mencintai sesama jenis. film yg mengalami 6 bulan masa pra produksi ini terinspirasi dari kenyataan yg ada tentang mencintai sesama jenis yg dianggap aib oleh masyarakat kebanyakan dan menentang aturan agama sehingga tidak dapat bersatu. Film ini dibuat se-realis mungkin agar penonton tidak merasa bosan karena adegan hanya terdiri dari dialog yg panjang saja. Harga tiket masuk pun tergolong murah hanya 5000 rupiah saja. Para pemain juga rela tidak dibayar demi terwujudnya film ini, karena bagi mereka pengalaman yg mereka dapat lebih dari sekedar uang. Bagi mereka “ Cuma ada dua kesempatan dalam hidup ini, memilih atau menunggu”.
Category: | Leave a comment
14.40 | Author: Kronika Jogja

Sebagai ungkapan syukur atas karunia dan rahmat Tuhan YME, maka pada hari jadi TK Batik yg ke 50 TK Batik mengadakan beberapa rangkaian kegiatan social. Kegiatan lomba lukis layang-layang, sebagai salah satu kegiatan social tersebut bertujuan mengajak bergembira, bermain, berlomba sekaligus berekreasi bersama beberapa anak yatim piatu dan dhuafa di lingkungan Jogja. Mengapa media layang-layang dipilih menjadi media lukis pada lomba ini? Hal ini dikarenakan layang-layang sebagai salah satu mainan anak yg sudah jarang kita jumpai di kota-kota besar, jadi lomba lukis layang-layang ini dapat mengenalkan atau mengingatkan kepada anak-anak terhadap layang-layang. Selain itu layang-layang juga adalah sebuah symbol akan pesan moral kepada anak-anak untuk selalu menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Lomba lukis layang-layang itu sendiri dibagi menjadi 4 kategori yaitu kategori A untuk siswa TK dan Pra TK, kategori B untuk Siswa SD kelas 1-3, kategori C untuk siswa SD kelas4-6, dan kategori D khusus untuk siswa TK Batik. Dalam acara yg dibuka oleh bapak walikota Yogyakarta ini, selain dapat mengikuti lomba lukis, anak-anak juga dapat menambah pengetahuan dengan megenal sejarah dan koleksi kedirgantaraan yg ada di museum ini. Asyik juga kan pemirsa, jadi selain mengikuti lomba pengetahuan anak-anak pun semakin luas.

Category: | Leave a comment
02.38 | Author: Kronika Jogja

Program Jagongan Wagen merupakan tempat untuk mengapresiasikan, menyajikan, dan mengembangkan kesenian baik tari, musik maupun teater. Program ini bercita-cita dapat menjadi rumah budaya yang terbuka. Misalnya dalam konser musik metafora ini, event ini merupakn salah satu program dari Yayasan Bagong Kussudiarja yang rutin diselenggarakan satu bulan sekali. Pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan musik ini tak perlu repot-repot mengantri untuk mendapatkan tiket karena acara ini gratis tanpa tiket masuk, hanya saja di akhir acara penonton memberi saweran seikhlasnya kepada gadis-gadis yang membawa wadah untuk tempat saweran. Acara yang disambut dan dibawakan oleh Besar Widodo ini bertepatan dengan hari ulang tahun Yayasan Bagong Kussudiarja yang pertama, tapi bukan berarti acara ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun. Pertunjukan ini hanya acara rutin tiap bulannya, walaupun memang rencananya akan diadakan edisi spesial untuk tiap tahunnya. Dalam konser musik ini, Metafora menyajikan 7 lagu yang diantaranya adalah Panglima (red: dibaca panglime) yang menceritakan tentang peperangan, Hohohihe yang berisi tentang mantra cinta. Meskipun penontonnya tidak begitu banyak namun sambutan yang diberikan tetap meriah. Pada akhir acara, penonton diminta untuk mengisi angket yang telah diberikan pada saat masuk sebagai wujud kepedulian penonton terhadap Jagongan Wagen sekaligus untuk perbaikan bagi Jagongan Wagen itu sendiri di kedepannya.

Category: | Leave a comment
02.36 | Author: Kronika Jogja
Bagi Toto Nugroho, sang perupa dalam pameran kali ini, imaji mampu menciptakan marah, menangis, tertawa, dan bahagia karena dengan imaji manusia bisa memahami dan membentuk diri, menghancurkan diri ataupun makhluk lain, apalagi didukung oleh fasilitas serta kecanggihan teknologi media massa saat ini. Berhadapan dengan realitas hidup saat ini yang digerakkan, dibentuk bahkan juga dirayakan oleh imaji, maka Toto mencoba bermain, menghibur diri dengan membuat, menciptakan tokoh rekaan. Tokoh tersebutlah yang menjadi lakon dalam narasi pameran ini. Tokoh atau figur imajinatif itu adalah brand karya yang sengaja diciptakan, dan pernah dibuat dalam lukisan dengan media kanvas, printmaking dan tiga dimensi. Menikmati karya Toto Nugroho seperti membaca sebuah buku komik yang halamannya tersebar di berbagai permukaan benda, serta digambarkan dengan teknik yang berlainan pula, seperti misalnya pada papan kayu ia menggunakan teknik stencil, di kanvas digunakan kuas dan cat akriliknya, sedangkan di kain ia menerapkan teknik cetak saring (sablon) untuk menggambarkan fragmen-fragmen dari kisah petualangan si tokoh imajinasi tersebut. Toto menciptakan tokoh yang bergestur lucu dengan warna-warna yang cerah, namun sebenarnya Toto menceritakan kisah-kisah satir tentang perjalanan si tokoh imajinatif dalam memperjuangkan hidup yang penuh liku-liku.
Category: | Leave a comment
02.33 | Author: Kronika Jogja

Di depan gedung pertunjukan S2 ISI, orang-orang membentuk antrian membeli tiket untuk menyaksikan pertunjukan malam itu seharga Rp 10.000,00. Sebagian pengunjung yang sudah mendapatkan tiket nempak duduk-duduk santai di sekitar gedung pertunjukan sembari ngobrol menunggu dibukakannya pintu ruang pertunjukan.

Bengkel Mime Theater, suatu kelompok kesenian yang menggeluti seni pertunjukan berbasis pantomim, kali ini membunyikan “kota” dengan pentas bisu pantomimnya dengan mengembangkan pertunjukan menjadi lebih beralur dan bercerita dengan pengisahan tokoh di dalamnya. Di awal cerita nampak digambarkan arus urabanisasi yang mulai menggeliat, orang-orang berbondong-bondong pindah ke kota karena kota adalah mimpi bagi orang-orang. Cerita mengisahkan Bukhori, seorang salesman alat-alat rumah tangga yanh hidup bersama istri dan ketiga anaknya. Sebagai suami yang bertanggung jawab menghidupi keluarganya, ia harus giat dan berkeringat setiap hari menawarkan barang dari pintu ke pintu ataupun di tengah keramaian orang tak peduli panas dan hujan. Hiburan bagi Bukhori di tengah kelelahannya hanyalah melamun tentang masa depan anak-anaknya, koleksi hiasan rumah tangga, dan kemesraan istrinya. Kalau pulang ke rumah kadang ia beromantika dengan istrinya, teringat ketika malaikat cinta turun ke ruang tamunya. Tapi di suatu hari yang melelahkan, ketika Bukhori pulang ke rumah, rumahnya seperti kedatangan “orang asing” yang menyulap istri dan anak-anak sekaligus seisi rumahnya. Ada Mall di ruang tengahnya, acara fashion show di dapurnya, polah tingkah anak istrinya membuat ia bingung. Ia hanya diam tak tau siapa yang mengajari anak-istrinya berpolah seperti itu. Ia kembali bekerja tapi masih terdiam. Ia terus melangkah membawa alat-alat rumah tangga juga membawa resah yang membuatnya malas pulang ke rumah.

Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Alunan musik klasik terdengar di Taman Budaya Yogyakarta mengiringi pertunjukan film bisu di tengah temaramnya cahaya lampu di dalam gedung pertunjukan. Pemutaran film bisu Fritz Lang dengan judul Takdir atau Der Mude Tod ini diiringi oleh orkestra yang dipimpin oleh Piere Oser, seorang dirigen dari Jerman. Setelah pertunjukan perdana di Hanoi, film bisu klasik yang kali ini dipentaskan di Indonesia, terlaksana berkat kerja sama Goethe-Institut Hanoi dan Jakarta. Tahun-tahun terakhir ini gubahan baru untuk film-film bisu jadi sesuatu yang penting dan merupakan inovasi di dunia perfilman Jerman. Biasanya film bisu diiringi oleh seorang pianis saja tapi pemutaran film bisu kali ini beda dari biasanya. Kali ini Perre Oser membawa 24 pemusik dari Vietnam National Academy of Music untuk mengiringi komposisi yang dia tulis buat film Der Mude Tod. Komposisi yang ia gunakan adalah kombinasi dari bunyi orkestra nyata dan suara yang sudah terekam dalam film.

Namanya juga film bisu, sudah tentu tidak ada suara percakapan dalam film ini. Dialog antar pemain hanya ditunjukan dengan tulisan yang tertera di layar. Dalam film cerita romantis tragis ini, dikisahkan seorang gadis yang meminta pacarnya dikembalikan dari cengkraman kematian. Kematian menjanjikan bahwa pacar si gadis bisa hidup kembali asalkan si gadis berhasil menjaga cahaya lilin kehidupan tetap menyala. Fritz Lang mencampur elemen-elemen tertentu seperti kepercayaan akan nasib dan mistik. Ciri khas dari Lang adalah adanya elemen-elemen ekspresionistis dalam penataan gambar dan panggung, juga penempatan lampu yang tak biasa.

Category: | Leave a comment
01.43 | Author: Kronika Jogja
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat ketika pelataran parkir plaza Ambarukmo mulai dipenuhi oleh riuhnya orang-orang yang berbondong-bondong menyaksikan pentas seni yang digelar oleh KFC. Sebuah acara bertajuk KFC Talent Search “Satu Bintang” yang memberi wadah penyaluran bagi band-band muda untuk mengapresiasikan diri ini telah menyedot perhatian masyarakat. Program KFC Talent Search ini punya konsep yang beda dengan program musik yang biasanya dilakukan dan disponsori oleh kebanyakan brand di Indonesia. Konsepnya, setiap band yang lolos audisi program KFC Talent Search Satu Bintang ini bakal dibina dan dididik di lembaga KFC Music School yang merupakan hasil kerja sama KFC, Music Factory Indonesia, dan Lembaga Pendidikan Musik FARABI. Program ini dimulai awal Februari lalu dan bakal ditutup 31 Mei 2008 mendatang. KFC Talent Search di Jogja kemarin menampilkan 10 finalis yang terdiri dari 5 band kategori pelajar dan 5 band kategori umum. Kesepuluh finalis tersebut adalah band-band yang lolos dari audisi yang dilakukan di Gong Studio. Program KFC Talent Search ini bisa diikuti melalui 3 jalur berbeda tapi sebelumnya tiap peserta harus mengambil dan ngisi formulir pendaftaran di store KFC, 3 jalur tersebut antara lain dengan mengirimkan CD demo lagu, mengikuti PENSI di sekolah-sekolah, atau bisa juga melalui acara “Ngejam” di KFC Kemang, Jakarta. Sampe saat ini total peserta yang datanya telah masuk ke Music Factory sudah lebih dari 1000 peserta yang kemudian akan disaring lagi hingga akhirnya akan didapat 3 band favorit melalui SMS pilihan pemirsa. Dari pemenang inilah yang akan dibuatkan single album oleh KFC. Selain penampilan dari 10 finalis tadi, penonton juga dihibur dengan dance performance. Sambil menunggu hasil penilaian dari dewan juri, penonton dihibur oleh Juliette yang juga mengajak penonton ikut bernyanyi bersama-sama. Saat yang ditunggu-tunggu oleh ke10 finalis pun tiba, dari hasil penilaian dewan juri akhirnya diperoleh The Mad sebagai juara 1 kategori pelajar dan Monrever sebagai juara 1 kategori umum.
Category: | Leave a comment
02.38 | Author: Kronika Jogja
Di tahun ke 15 perjalanan Teater Garasi, mereka memutuskan untuk pergi ke jalan dan mencoba menyusun pertunjukan dari sana. Jalan dan pinggir-pinggir jalan menggelar banyak drama dan repersentasi dari kehidupan social kita yg kacau dengan modernisasi, pergulatan kita dengan tata dunia yg semakin terhubung satu sama lain. Berangkat dari hal-hal itulah Teater Garasi menggelar Je.ja.l.an yg merupakan sebuah seni pertunjukan teater tari dan teater imaji yg ingin bercerita tentang kontradiksi dan kontestasi dalam kehidupan sehari-hari yg ada di pinggir jalan di kota-kota di Indonesia. Kontradiksi dan kontestasi tersebut dituangkan dalam imaji-imaji ruang dan visual, acting, dan tari. Teater juga merupakan jalan atau medium sebuah upaya untuk membaca dan memahami dunia. Je.ja.l.an memaparkan fenomena di pinggir jalan kota-kota di Indonesia secara tragis dan juga komis atau humor, realistis, serta simbolis.
Category: | Leave a comment
02.36 | Author: Kronika Jogja
Pameran yg digelar oleh PT. Patria Convexindo ini diadakan untuk mempromosikan destinasi wisata dari seluruh Indonesia dan paket perjalanan wisata dalam dan luar negeri, yg dipadu dengan promosi aneka handicraft, souvenir, dan aksesoris. Mengapa pameran ini dipadu dengan handicraft, tentunya karena handicraft memiliki kaitan yg sangat erat dengan dunia pariwisata. Handicraft dibutuhkan sebagai souvenir dan cindera mata bagi wisatawan yg berkunjung ke suatu daerah. Pameran ini diikuti oleh sekitar 71 stand yg memamerkan berbagai macam produk, antara lain destinasi wisata, paket perjalanan wisata, desa wisata, dan masih banyak lagi produk yg lain.

Di samping itu, dalam pameran ini juga diadakan lomba essay pariwisata, table manner games, fashion show, dan beberapa acara pendukung yg lain. Event ini merupakan pameran kedua yg diselenggarakan oleh Patria Convexindo, sebelumnya pameran ini juga telah dilaksanakan di Batam dan Bali.

Category: | Leave a comment
02.35 | Author: Kronika Jogja
Ditengah ramainya peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional di seluruh penjuru Indonesia yg diwujudkan dengan berbagai acara, Jogja Gallery juga turut berpartisipasi dalam peringatan tersebut dengan menggelar pameran seni visual yg mengajak para seniman dan masyarakat apresiatornya untuk mengenang dan menyadari kembali apa yg telah dilakukan para pendahulu kita untuk mewujudkan apa yg telah kita capai dan kita nikmati sekarang ini/ yaitu Kemerdekaan. Karena bersifat terbuka, maka terkumpulah 520 proposal karya yg diterima oleh Jogja Gallery dari sejumlah kota di Indonesia, dari sekian banyak karya terpilihlah 5 karya konvensional terbaik dan 2 karya unkonvensional terbaik. Pembukaan pameran yg semula rencanaya akan dibuka oleh Gusdur kemudian dibuka secara simbolis oleh 7 pelukis terbaik menurut dewan juri dikarenakan Gusdur berhalangan hadir karena menjadi tuan rumah pengajian alim ulama PKB.
Category: | Leave a comment
02.33 | Author: Kronika Jogja

Opera Pangeran Diponegoro ini merupakan pertunjukan yg merekontruksi perjalanan Pangeran Diponegoro yg mengobarkan apa yg kemudian dikenal sejarah sebagai Perang Diponegoro 1825-1830. Selain memaknai inti sari peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional yg sudah dimulai sejak era perjuangan Pangeran Diponegoro, opera ini juga merupakan sajian pentas yg memiliki kualitas tinggi dari segi teknik artistic. Pementasan yg detil,atraktif, kreatif, unik, canggih serta memiliki kekuatan roh sebagai tontonan seperti pementasan ini merupakan suatu kebanggaan besar bagi kita semua. Pertunjukan ini mendapat sambutan yg baik dari masyarakat Jogja dan sekitarnya. Tidak tanggung-tanggung, 1500 kursi tersedia bagi penonton. Uniknya, dalam opera ini tokoh Raden Mas diperankan oleh Raden Mas asli.

Category: | Leave a comment
02.32 | Author: Kronika Jogja

Bantul Edu Expo 2008 yg dibuka pada tanggal 18 Mei 2008 pada pukul 08.00 ini berlangsung selama 3 hari. Event ini sendiri terdiri dari beberapa kegiatan antara lain lomba menulis surat, lomba news presenter, dan pentas band pelajar. Selain beberapa lomba tersebut juga diadakan talkshow bupati, seni pertunjukan ISI, dan talkshow kesehatan reproduksi. Pengunjung juga dihibur dengan penampilan dari badut dan sulap. Sedangkan pengumuman lomba dan penarikan doorprize dilakukan pada saat penutupan Bantul Edu Expo 2008.

Category: | Leave a comment
02.31 | Author: Kronika Jogja
Acara yg digelar oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta ini menampilkan bintang tamu sebuah grup band ternama yg juga berasal dari kota Gudeg, yaitu Shaggydog. Pada awal acara penonton dihibur dengan penampilan-penampilan dari finalis band pelajar, finalis dance, dan finalis band umum. Kemudian disusul dengan pengumuman juara kompetisi basket yg dimenangkan oleh SMK 5 dan runner-up SMA 10. Selain itu juga terdapat penyerahan MURI dan penyerahan bibit pohon secara simbolis. Event ini juga dimeriahkan oleh beberapa pangisi acara lain seperti Padz band. Merapu, dan SKJ. Sedangkan Shaggydog sendiri tampil di akhir acara.
Category: | Leave a comment
02.29 | Author: Kronika Jogja
Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia untuk regional III tahun 2008 ini menampilkan robot-robot karya anak bangsa dari universitas-universitas di DIY, Jawa Tengah, dan Kalimantan. Kontes robot kali ini mempertandingkan 14 robot untuk kontes robot Indonesia dan 35 robot untuk kontes robot cerdas Indonesia. Karena mengacu pada sebuah festival di India yg mirip dengan panjat pinang di Indonesia, maka tema kontes robot Indonesia kali ini adalah “Govinda”. Nantinya juara I/ II/ III pada lomba ini akan dikirim untuk mengikuti Kontes Robot Indonesia Nasional yg akan diadakan di Jakarta, tepatnya di Universitas Indonesia pada tanggal 14 Juni 2008. Selain lomba, panitia juga berencana menggelar pameran robot terbesar di Yogyakarta yaitu Jogja Robot Exhibition yg akan menampilkan cosplay dan robot show dari beberapa sekolah dan universitas di Yogyakarta. Disamping itu juga terdapat workshop robot Jepang, workshop pembuatan film robot, game-game seru, penjualan produk-produk mainan robot, dan masih banyak lag acara pendukung lainnya.

Category: | Leave a comment
02.26 | Author: Kronika Jogja
Kegiatan yg diselenggarakan oleh @plus (aksi total plus) dengan mengedepankan konsep pendidikan ini adalah sebuah acara yg menghadirkan berbagai produk teknologi terbaru dari berbagai perusahaan serta beberapa karya-karya terbaru dari penerbit yg ada di Jogja maupun luar Jogja. Tidak hanya sebagai sebuah bentuk kampanye produk dalam menggalakan kegiatan gemar membaca dan menulis, pameran ini juga diadakan untuk mendekatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada semua lapisan masyarakt. Selain pameran buku dan computer, dalam international edutech expo ini juga digelar pameran tanaman hias, pameran multi produk , dan food bazaar. Event ini juga didukung dengan kegiatan talkshow dan bedah buku, parade musik akustik, English news reading contest, dan masih banyak kegiatan yg lain.

Category: | Leave a comment
01.44 | Author: Kronika Jogja
Pameran art and desain yg bertajuk The Animal Creators ini menampilkan sekitar 64 karya. Berkaitan dengan tajuk tersebut tentunya karya-karya yg ditampilkan juga sangat berhubungan erat dengan hewan. Namun, ada satu karya yg sangat menarik perhatian. Apabila diamati secara sepintas mungkin karya tersebut terlihat berkaitan dengan tajuk pameran ini akan tetapi setelah dipahami lebih dalam karya ini justru sangat realistis. Selama ini banyak kita dengar orang-orang selalu mengumpat dengan nama beberapa hewan karya ini menggambarkan keadaan tersebut. Pengunjung hanya diminta oleh perupa untuk berdiri di depan cermin, maka pengunjung dapat menyimpulkan sendiri makna karya tersebut. So simple……but very interesting. Pameran ini diselenggarakan oleh mahasiswa Akademi Desain Visi Yogyakarta untuk mengembangkan kreativitas dari mahasiswa-mahasiswa akademi itu sendiri.

Category: | Leave a comment