12.10 | Author: Kronika Jogja
17 Maret 2009 Cemeti Art House Eko Nugroho, seniman muda Yogyakarta yang menunjukkan kecintaannya akan wayang, menggelar pameran tunggal pertamanya dengan tajuk “Hidden Violence”. Bertempat di Cemeti Art House, pamerannya kali ini merupakan proyek bersama yang dikerjakan bersama seniman lain. Pameran ini selain dibuka oleh Eko didampingi seniman lain juga dibuka oleh Alia Swastika selaku Kurator. Pengunjung tampak memadati ruang pamer. Tak hanya pengunjung lokal pameran tersebut juga dihadiri oleh warganegara asing. Yang menarik, dalam pameran ini pengunjung tidak hanya bisa melihat, namun juga dapat memainkan wayang-wayang yang dipamerkan. Hanya dengan memasukkan koin yang telah disediakan pihak penyelenggara, pengunjung bisa menggerakkan dan memainkan wayang-wayang tersebut. Pengunjung juga berkesempatan untuk menjadi dalang instan, memainkan wayang di belakang layer. Walaupun tema yang diambil berjudul “Hidden Violence” atau kekerasan tersembunyi, namun Eko ingin menunjukkan kesenangan dan keceriaan pada karya-karyanya kali ini. Inspirasi yang ia peroleh dalam pameran ini diperoleh dari ingatan masa kecilnya. Menurutnya suara gending dan keceriaan menonton wayang masih tertanam di benaknya. Konsep visualisasi untuk pameran ini sendiri bersumber dari gagasan tentang pasar malam. Selain berangkat dari gagasan tentang pasar malam, spirit tentanng bayangan dan cahaya dalam pertunjukkan wayang tradisi, pada akhirnya mengikat Eko dan tim kolabolatornya untuk berpijak pada gagasan ini dalam mewujudkan imaji visual.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: