11.53 | Author: Kronika Jogja
Bentara Budaya Yogyakarta 14 – 18 maret 2009 Puthut EA, seorang penulis yang telah menerbitkan 41 judul buku, bekerjasama dengan empat perupa asal bandung mengadakan sebuah pameran bertajuk “Bebek Makelar Politik”. Pameran tersebut menarik, karena merupakan sebuah bentuk kerjasama antara seni sastra dan seni rupa. Keempat seniman yang berpartisipasi menampilkan karya yang merupakan intepretasi pribadi mereka atas karya-karya tulis Puthut. Kupi Arif, salah satu perupa yang berpartisi padi dalam pameran itu, menampilkan 4 lukisan dan 12 drawing. Salah satu karyanya yang menarik perhatian pengunjung adalah sebuah lukisan yang menampilkan sepasang kaki dan bebek yang didominasi warna hitam. Pembukaan pameran tersebut dilakukan pada hari Sabtu kemarin. Bersamaan dengan pembukaan pameran itu dilakukan launching empat judul buku terbaru Puthut EA berjudul “Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali”, “Deleilah Tak Ingin Pulang”, “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu”, dan “Makelar Politik, Kumpulan Bola Liar”. Pada malam pembukaan tersebut dilakukan pemecahan kendil bersisi uang receh yang merupakan simbolisasi bahwa selama ini indonesia dijual kepada makelar politik, dan yang bisa melawan adalah petani. Pembukaan pameran tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan Untung Basuki dan orasi budaya oleh Tanto Tani. Berbagai seni visual dipamerkan dalam pameran tersebut seperti lukisan, fotografi dan patung. Salah satu karya yang paling menarik perhatian pengunjung adalah karya Putriani Mulyadi yang menampilkan sebuah kotak hitam berisi jaring-jaring kecil.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: