20.39 | Author: Kronika Jogja
Pertunjukan tari yg menggunakan tiang ini merupakan materi pertunjukan sirkus yg sangat tua, pemainnya berputar-putar dengan tiang. Ia melawan gaya tarik bumi dengan memadukan acrobat maneuver di udara. Permainan tersebut berasal dari Cina yg selalu dibawakan oleh 10-15 orang dengan beberapa tiang, pemainnya melompat dari tiang satu ke tiang yg lain. Permainan tiang ini sekarang sangat terkenal di Eropa dan menjadi teknik yg dimainkan sendiri atau berdua dengan satu tiang. Pertunjukan Contigo ini lahir dari pertemuan antara 2 artis Portugal, yaitu Rui Horta yg merupakan seorang koreografer dan Joao Paulo Pereria Dos Santos yg merupakan seorang pemain acrobat pada tiang. Dari kedua orang yg khas ini, Contigo mengambil suatu perpaduan antara dunia-dunia berbeda yg saling memperkaya satu terhadap lainnya. Seorang diri di atas panggung, seorang anak bermain dengan benda-benda seperti batu, kursi, tongkat, dan tiang, merupakan perwujudan dari setiap titik pertemuan di antara kedua seniman ini. Dari hubungan mereka yg sama terhadap peristiwa-peristiwa, dari ruang-ruang percampuaran itulan Contigo lahir. Joao Paulo Pereria Santos, sang pemain acrobat dalam pertunjukan ini, pernah mendapat pendidikan di Chapito sebuah sekolah sirkus dan pertunjukan di Lisabon dan beberapa sekolah seni sirkus lainnya. Kini ia tergabung menjadi anggota grup Cheptel Aleikoum.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: