20.22 | Author: Kronika Jogja

Jogja art fair #1, yg merupakan salah satu kegiatan dari sekian banyak acara dalam rangkaian FKY XX ini dimaksudkan sebagai program yg secara sadar hendak menyikapi wilayah komodifikasi dalam realitas seni visual. Penilaian tinggi secara nominal terhadap karya seni terutama seni lukis telah menjadi rahasia umum dan diikuti pula dengan maraknya pameran-pameran. Seperti di beberapa negara lainnya, bukanlah suatu hal yg baru jika event seni rupa dijadikan sebagai ruang perdagangan karya seni. Untuk mengenali event-event yg lebih kental dengan suasana bisnis ekonomi ini/ biasanya penyelenggara menandainya dengan sebutan “art fair”, seperti “Shanghai Art Fair”, “Singapore Art Fair”, “Beijing Art Fair”, dan lain sebagainya. Jogja Art Fair #1 diselenggarakan juga untuk megawali tradisi tersebut. Walaupun event ini ditandai dengan sebutan lokalitas Jogja, namun peserta seniman ataupun persebaran pasar event ini tetap meluas sampai tingkat nasional, bahkan internasional. Event yg penyelenggarannya diharapkan dapat berkelanjutan ini, juga akan menjadi event tahunan yg dimungkinkan untuk terlepas dari program FKY. Meskipun pasar seni rupa di Indonesia lebih diwarnai dengan melejitnya seni lukis sebagai karya yg paling laku, Jogja Art Fair tetap menghadirkan karya-karya visual yg lain seperti karya 3 dimensi, street art, fotografi, seni video, dan lain-lainnya. Keberhasilan event ini juga akan ditentukan oleh banyaknya jumlah nominal yg bergerak dan terlibat dalam jual beli di arena pameran ini.

Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: