15.02 | Author: Kronika Jogja
Pameran “Jawa Baru” ini berangkat dari asumsi bahwa “Jawa” bukan hanya urusan ‘orang Jawa’. Pameran ini dibuka oleh Drs. Susilo Nugroho atau Den Baguse Ngarso. Dalam konteks nasional, Jawa berbenturan dengan berbagai masalah menyangkut suku, tradisi budaya, politik, dan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi informasi dan leburnya batas-batas territorial bangsa, di masa ini kekhasan Jawa menjadi ikut melebur dalam percampuran beragam ekspresi budaya. Berdasarkan hal itulah pameran ini mencoba untuk memberi tanda terhadap situasi yg berubah. Pameran ini memberi gambaran Jawa yg terjadi dan dialami oleh generasi masa kini. Para seniman merepresentasikan wajah Jawa Baru hari ini, Jawa yg semakin menyadari dirinya hidup bersama dengan ‘bukan Jawa’ dan menjadi salah satu bagian dari penghuni dunia. Para seniman melihat Jawa dari berbagai macam pendekatan seperti gaya hidup, gender, politik, dan lain-lain. Pameran ini diikuti oleh Agus Baqul Purnomo, Aji Yudalaga, Arya Panjalu, dan masih banyak lagi seniman yg lain. Pameran ini menawarkan pembacaan baru mengenai “jawa” lewat seni rupa dan bagaimana jawa bergerak dan bertemu dengan identitas global Asia dan dunia.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: