17.30 | Author: Kronika Jogja
Tanggal :2 agustus 2009 Tempat :Kampung Mergangsan Kidul RT 74 / RW 24 Yogyakarta Ada yang spesial di kampung Mergangsan kidul Rt 74/ RW 24, hari minggu lalu. Halaman rumah salah satu warga desanya, bapak Sukasman, tampak dipadati orangorang malam itu. Sebuah pementasan teater tengah digelar. Pementasan drama bahasa jawa ini dibawakan oleh kelompok teater temmu.Sebuah kelompok teater kampung, yang terbentuk tanggal 17 Agustus 2005 lalu. Teater ini berawal dari sebuah festival kampung yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Yogyakarta di tahun 2005. Teater ini mencoba untuk terus hidup di tengah masyarakat sebagai wadah kreatifitas, wadah berkeseniaan bagi para muda-mudi. Teater mereka yang ketiga ini, mengusung tema perjuangan. Berkisah tentang kehidupan di sebuah kampung yang hanya berpenghuni 6 orang.Yakni mak Jiuk, Surip, Cothot, Bakir, sumi dan mbah Karto sandal. Datngnya segerombolan anjing menggangu ketentraman desa itu. Warga kampung yang tergigit anjing-anjing itu menjadi pengikut gerombolan anjing untuk merebut tanah mereka sendiri. Pemimpin mereka adalah si Anjing Keparat yang dikutuk sejak jaman Belanda oleh sesepuh kampung, Mabah Karto Sandal. Setelah meninggalnya mbah Karto kelima warga yang tersisa tetap gigih mempertahankan kampungnya. Tokoh-tokoh ini melawan dengan caranya sendiri. Walau pada akhirnya mereka harus pergi dari tanah sendiri, namun mereka tidak menyimpan rasa kecewa, marah atau frustasi.melainkan dengan tawa dan keringat. Keringat untuk tetap menjadi diri sendiri. Mengandung makna yang sangat dalam, namun dikemas secara ringan, membuat teater kali ini cukup mendapat apresiasi yang cukup besar dari warga kampung mergangsan sendiri maupun luar kampung. Teater yang disutradarai oleh Andy Sri Wahyudi ini mengusung konsep panggung pantomim. Penonton tampak begitu santai dengan kondisi yang dibuat senatural mungkin. Duduk lesehan di atas tikar sambil terus mengikuti alur cerita dengan guyonan-guyonan khasnya. Sesekali bahkan penonton ikut nnyeletuk secara spontan,membuat penonton lain tertawa.
Category: |
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: