21.32 | Author: Kronika Jogja
 Srisasanti Gallery memang sudah sering menggelar yang menampilkan dua orang seniman-lukis, kali ini mereka kembali menyelenggarakan sebuah pameran dua orang seniman muda yang mempunyai talenta luar biasa. Pameran yang berlangsung dari tanggal 06 sampai 25 September ini dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo. Dengan menghadirkan kurang lebih 20 karya lukisannya, Gatot Indrajati dan Suraya mempersembahkan segala pemikiran dan perenungan mereka atas ruang. “Dialektika Ruang” adalah tema yang membingkai pameran mereka berdua. Sebuah kolaborasi pikiran atas kenyataan imajiner bernama: ‘ruang’ yang bisa berarti apa saja, sebuah kehidupan atau drama yang tak pernah berakhir. Bisa juga tentang dialog, tentang hasrat, juga tentang pertentangannya sekaligus. Karya-karya kedua pelukis ini berpotensi menggugah kesadaran tentang banyak hal seperti dari kegembiraan, kesunyian, lingkungan yang terancam, perasaan teralienasi, hingga batas akhir. Gatot Indrajati, adalah pelukis muda berbakat yang namanya mulai mencuat ketika diumumkan sebagai salah satu dari 5 orang pemenang kompetisi “Indonesia Art Award 2008”. Sedangkan Suraya merupakan pelukis dengan talenta realistik yang ludahar biasa, realisme foto dan interpretasinya yang menarik dalam menggunakan teknik kolase citraan gambar, membuat visual karyanya tidak hanya ala kadarnya namun menohok kesadaran yang melihatnya. (Srisasanti Gallery, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Kegiatan berkesenian di Yogyakarta saat ini sangat ramai, gencar, dan semarak. Kesadaran untuk menggelar pameran, bagi seorang pelukis merupakan tuntutan professional. Salah satu strategi untuk memunculkan semangat kebersamaan yang bersifat komunal namun tetap memberikan ruang personal dalam pengembangannya adalah dengan membentuk kelompok. Di tengah maraknya dunia berkesenian saat ini melahirkan pula kelompok seni rupa bernama Blok 9. Keunikan kelompok Blok 9 ini yaitu beranggotakan 9 orang yang merupakan angkatan 1999 di ISI Yogyakarta. Pada kesempatan ini kelompok tersebut menggelar pameran perdana yang bertajuk “Mitos Kontemporer: Tren Atmosfir Seni Rupa Indonesia. Melalui tajuk tersebut para seniman berusaha melihat dan menumpahkan segala ide-ide dan tekanan mitos tren tersebut dengan jalan visual rupa, sebagian besar dengan lukisan namun tidak menutup kemungkinan dengan visual lainnya serta menyuguhkan tulisan-tulisan, essay yang berkaitan dengan atmosfir seni rupa Indonesia kontemporer. Pameran ini digelar untuk memberikan wacana teks dan rupa kepada public seni perihal dunia seni rupa di Indonesia. Di samping itu, pameran ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan ruang wacana pemikiran dan refleksi geliat visual rupa yang lebih beragam kepada berbagai unsur pelaku kesenian untuk memahami lebih jauh tentang fenomena kesenirupaan di Indonesia yang tidak hanya selalu menggugah untuk menjadi materi pasar. (Sangkring Art Space, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Ngabuburit, kegiatan yang satu ini sepertinya tak pernah terlewatkan pada setiap bulan puasa. Sama halnya dengan masyarakat Jogja, di beberapa tempat di Jogja sering digelar acara yang menyongsong tema ngabuburit. Seperti yang diselenggarakan di jalan Tamansiswa tepatnya di pelataran Plaza Internet Café. Kegiatan yang diselenggarakan oleh koran SINDO dengan tajuk Let Taste Out Ngabuburit ini bertujuan untuk menghibur masyarakat dengan diadakannya ngabuburit dan buka bersama. Di samping itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu wujud dari promosi koran SINDO. Acara yang memakan waktu sekitar 1 minggu untuk persiapannya ini dibuka jam 4 sore. Masyarakat umum yang menyaksikan acara ini dihibur dengan penampilan dari Install band. Selain music performance, acara ini juga dimeriahkan dengan games, kuis, serta door price dengan beberapa hadiah, diantaranya kaos, hp, tv, dan dvd player. Para pengunjung juga dapat memperoleh takjil gratis dengan membeli 1 bungkus rokok starmild. Kegiatan ngabuburit ini sebelumnya telah diadakan di Kedai Kopi Gejayan dan Kedai Kopi Kentungan. Setelah di Plaza Internet Café ini kegiatan yang sama juga diadakan di Square Internet Café, Jakal dan di STIE YKPN. (Plaza Internet Cafe)
Category: | Leave a comment
21.32 | Author: Kronika Jogja
Marhaban yaa Ramadhan, kurang lebih 11 hari sudah umat Islam menjalani ibadah puasa. Pada awal bulan ramadhan ini tepatnya dimulai pada tanggal 2 September lalu, di salah satu mall di Jogja diselenggarakan sebuah kegiatan yang turut meramaikan bulan ramadhan. Acara yang bertemakan Ramadhan Fiesta ini berangsung selama 6 hari. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Syaka Organizer ini selain bertujuan untuk memberikan sesuatu yang berbeda di bulan puasa juga bertujuan untuk menyediakan kebutuhan muslim. Dalam Ramadhan Fiesta ini juga berdiri sekitar 26 stand, beberapa stand diantaranya adalah stand busana muslim, perbankan syariah, kebutuhan ramadhan, serta beberapa operator selular dalam bulan ramadhan. Selain stand-stand tesebut dalam acara ini juga terdapat beberapa acara pendukung lainnya, seperti pentas seni TK Islam dan SD IT, bedah buku, festival nasyid, danlomba mewarnai dan menggambar. (Atrium Ambarrukmo
Plaza)
Category: | Leave a comment
21.31 | Author: Kronika Jogja
Untuk mengawali agenda di buan September ini, V art Gallery menggelar sebuah pameran bersama dengan 12 orang seniman dari ISI Yogyakarta. Pameran yang bertajuk Live in Live ini dibuka oleh Bapak Nasirun yang merupakan seniman yang tidak diragukan lagi kapasitas berkaryanya. Seluruh seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini berangkat dengan latar belakang pendidikan yang sama di ISI Yogyakarta. Beberapa dari mereka belajar seni grafis secara formal di institusi seni ini, sehingga walaupun karya-karya yang mereka hadirkan pada pameran ini dituangkan dalam bentuk lukisan akan tetapi secara tema dan visual apa yang ditampilkan tidak jauh berbeda dengan karya-karya mereka saat menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta. Meskipun demikian, masing-masing seniman berusaha menunjukkan cara pandang pribadi mereka terhadap lingkungannya. Live in Live, bagi para seniman ini adalah sebuah usaha untuk menunjukkan eksistensi aktifitas berkesenian yang masih tetap berusaha dimunculkan untuk membuktikan bahwa mereka masih ada. Masing-masing seniman menampilkan dua karya untuk menyatakan eksistensinya dalam kesenian. ( V Art Gallery, Yogyakarta)
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Shaggydog, siapa sih yang ngga’ kenal sama band yang satu ini. Band yang mempopulerkan lagu Sayidan yang merupakan nama salah satu daerah di Jogja ini tampil menghibur penggemarnya di lapangan karang, kotagede, bersama Seventeen yang juga merupakan band yang berasal dari kota gudeg. Acara yang dibuka oleh performance dari Elevation ini merupakan gelaran dari LA Light yang bertajuk Feel The Great Joy. Selain Elevation, Shaggydog, dan Seventeen, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari Kumpeni. Seventeen tampil dengan membawakan 9 lagu yang salah satunya adalah lagu andalan mereka yaitu yang berjudul Selalu Mengalah. Sedangkan shaggydog sendiri tampil dengan 13 lagu, beberapa diantaranya adalah Pesta, Anjing Kintamani, Hey Cantik, Sayidan, dan ditutup dengan lagu Kembali Berdansa. Konser yang dipandu oleh MC Anang Ning Nong Ning Glung dan Dita Amalia ini dipromotori oleh Sieben Production sebagai event organizernya. LA Light Music Soul yang digelar di Jogja ini merupakan rangkaian dari tour 6 kota. Sebelum di Jogja, kegiatan yang sama juga diselenggarakan di Sleman, Magelang, dan Purworejo. Di samping ke-4 kota tersebut LA Light Music Soul ini juga akan diadakan di Boyolali dan akan berakhir di Karang Anyar. Selain band performance kegiatan ini juga dimeriahkan dengan beberapa games seperti shoot gun, racing, puzzle, serta bowling.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Jogja fashion week merupakan sebuah wujud nyata salah satu upaya yang didukung oleh pemerintah Provinsi DIY diantaranya adalah dari Dinas Pendidikan Provinsi DIY dalam kegiatan seminar, Badan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Provinsi DIY dalam kegiatan Street Carnival, serta Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi DIY yang mendukung penuh seluruh kegiatan sekaligus sebagai penyelenggara Jogja fashion week 2008. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjukkan dan mempertahankan eksistensi kepada dunia internasional melalui serangkaian kegiatan yang menggabungkan antara fashion, seni, dan budaya. Gelaran ini merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan perkembanagn dan pertumbuhan ekonomi, social, dan budaya, terutama untuk mempromosikan Jogja sebagai salah satu kota pariwisata dunia. Jogja fashion week 2008 ini merupakan yang ke-3 kalinya di gelar atas prakarsa Gusti Kanjeng Ratu Pembayun. Fashion week mengetengahkan rancangan eksklusif 50 desainer Indonesia, dalam rangkaian untuk memajukan dan mengangkat, serta memberikan kekuatan “positioning” Indonesia di perdagangan internasional dengan tema “Culturally Plural.”
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Kelompok gamelan Marga Sari dari Osaka yang mengusung pertunjukan Momotaro ini telah dikenal baik oleh kalangan karawitan di Yogyakarta. Sebagian besar dari mereka pernah belajar di ISI Yogyakarta bahkan sampai sekarang masih rutin berkunjung dan latihan bersama pengrawit Jogja. Pertunjukan Momotaro ini telah dipentaskan beberapa kali di Jepang juga pernah didukung oleh beberapa pengrawit dari Jogja. Pertunjukan yang menciptakan terjalinnya persahabatan dan relasi lintas budaya ini dikomposeri oleh Makoto Nomura dan Kana Hayashi sebagai Momotaro. Pertunjukan ini merupakan respons persahabatan sekaligus memperingati 50 tahun kerjasama Indonesia-Jepang. Momotaro adalah sebuah cerita rakyat terkenal dan sangat familiar bagi masyarakat Jepang. Indonesia juga memiliki banyak cerita rakyat, momotaro mungkin memiliki sedikit kemiripan dengan salah satu cerita rakyat di negeri kita, yaitu kisah Ramayana. Namun pertunjukan ini tidak bermaksud untuk mewujudkan momotaro seperti aslinya, tetapi telah diinterpretasi ulang dengan cara meraka sendiri. Saat ini budaya gamelan telah tersebar ke seluruh dunia dan pertunjukan ini merupakan respons terhadap budaya Indonesia.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Mahasiswa Program Pascasarjana ISI angkatan 2006 menyelenggarakan sebuah event yang diberi tajuk “Art After Artday” ini sebagai titik awal dari jalan panjang berkesenian dalam ranah dinamika kesenian nusantara. Pihak penyelenggara berkeyakinan event ini akan mampu merangkum totalitas ‘orgasme’ estetis mahasiswa tersebut disamping mampu membuka kesadaran masyarakat dan para pelaku serta pecinta seni untuk lebih mengenal karya nyata, kehebatan, totalitas berkesenian, keberadaan dan sumbangsih para seniman dan peneliti seni melalui mahasiswa PPs ISI Yogyakarta angkatan 2006. Di samping itu, event ini menjadi semacam titik tolak yang memotivasi setiap individu yang berada dalam lingkup mahasiswa angkatan 2006 PPs ISI Yogyakarta unyuk tetap mempertahankan kegairahan berkeseniannya secara terus-menerus dan berkelanjutan sebagai sebuah dogma dan nafas hidup yang tiada henti. Kegiatan ini juga merupakan wadah kolaborasi yang dinamis dan aktif antara pelaku seni yang berbeda dalam konsep perwujudan dan cita rasa berkeseniannya, sehingga dalam penyatuan kolaborasi tersebut tercipta estetika visual, verbal, dan audial yang patut dicermati dan dinikmati bersama. Acara yang menumbuhkan iklim seni kepada pecinta seni, pelaku seni dan masyarakat pada umumnya ini dibuka dengan kolaborasi pertunjukan music sekaligus teater.
Category: | Leave a comment
02.30 | Author: Kronika Jogja
Career Development Center Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan “Jogja Job Hunt 2008” sebagai salah satu upaya merealisasikan visi dan misi organisasi pendidikan guna mendukung lulusannya ataupun pencari kerja yanh lain di Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan bursa kerja ini diharapkan menjadi sebuah media untuk meretas link and match yang berkelanjutan antara pihak perguruan tinggi dan mitra kerja. Dalam kegiatan ini dipertemukan para pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja baru. Bentuk kegiatannya antara lain eksibisi stand dan presentasi perusahaan di arena pameran, serta proses seleksi dan rekrutmen secara langsung, baik secara administrasi dan walk-in interview kepada para pelamar, untuk mengikuti seleksi lebih lanjut. Kegiatan yang diikuti oleh sekitar seribu pelamar ini juga diharapkan dapat memenuhi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Berbagai pilihan lowongan dan posisi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan peserta Jogja Job Hunt 2008 yang terbuka bagi para pelamar dari berbagai strata pendidikan, yaitu SMA sederajat, D3, dan S1. Menurut panitia penyelenggara Jogja Job Hunt 2008, pelaksanaan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang sama pada tahun 2007 lalu, dan menurut rencana akan kembali dilaksanakan sebagai agenda tahunan Universitas Ahmad Dahlan.
Category: | Leave a comment
02.26 | Author: Kronika Jogja
Jika kita menyadari perguliran waktu, kita akan sadar betapa banyak hal dalam hidup ini yang harus kita lakukan. Baik untuk hari ini maupun masa depan, karena hari ini dibuat oleh kemarin, dan hari depan dibuat oleh hari ini dan kemarin. Sebuah momen bias menandai terjadinya sebuah peristiwa dalam satu waktu. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh Glen “Ical” Chandra dalam pameran foto-fotonya kali ini yang bertajuk “Hening Sejurus”. Ical membekukan sebuah momen dalam satu waktu yang kadang tidak diperhatikan namun terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui foto-foto hasil jepretannya, ia menyampaikan bagaimana sebuah momen itu merupakan bagian dari peristiwa sebelumnya. Seperti misalnya dari foto sampah di kantong plastic serta puntung rokok di asbak. Kita bisa saja berpikir itu merupakan barang-barang sisa yang tidak berguna lagi karena itu siap untuk dibuang. Akan tetapi, bagi mereka yang kreatif, sampah merupakan bahan baku untuk membuat karya bernilai seni tinggi atau menjadi pupuk. Begitu pula kardus dan botol plastic bekas. Kemana mereka akan pergi? Dibuang, dibakar, ataukah didaur ulang. Daalm karya-karyanya ini pun Ical bermain dengan symbol. Speedometer serta kue ulang tahun merupakan simbol untuk sebuah perjalanan. Foto-foto memang tidak sekedar menunjukkan sebuah peristiwa, namun juga mengajak penikmatnya berpikir.
Category: | Leave a comment