16.55 | Author: Kronika Jogja

Acara yang diponsori oleh LA Lights ini merupakan kegiatan yang kesekian kalinya diselenggarakan oleh SET Production. Acara ini terbagi dalam dua session, yang pertama adalah Movie Workshop yang diselenggarakan pada 26 Juli 2008 dan Meet The Producers pada 27 Juli 2008. Movie Workshop berisi tentang apa itu film pendek, bagaimana membuat film pendek/ dan setelah jadi mau diapakan film itu. Workshop yang diikuti sekitar 500 peserta ini diisi oleh Artuto GP, Sekar Ayu Asmara, Deb ver Hoeven, dan beberapa produser lainnya. Dalam workshop ini peserta diberi kesempatan untuk menuliskan ide cerita mereka masing-masing, dai ide cerita yang terkumpul dipilh 50 peserta dengan ide cerita yang palinh menarik untuk bertemu dengan beberapa produser ternama, seperti Hanung Bramantyo, Agung Sentausa, Lola Amaria, dan Arturo GP. Para peserta rela menunggu sejak pagi untuk bertemu produser-produser yang diharapkan menerima ide cerita mereka. Kriteria yang diambil dalam pemilihan ide cerita ini hanya ide cerita mana yang dianggap menarik, bagaimana cara presentasi peserta, dan bagaimana peserta meyakinkan produser dalam waktu 10 menit. Dari 50 ide certita yang dipresentasikan nantinya akan dipilih 10 ide cerita untuk difilmkan.

Category: | Leave a comment
16.53 | Author: Kronika Jogja

Pameran foto yg digelar di gallery Akademi Desain Visi Yogyakarta ini memamerkan karya-karya dari alumni fotografi ADVY. Alumni bukan berarti berhenti belajar dan berkarya, oleh karena itu pameran ini diadakan untuk menguji kontinuitas berkarya para alumni program studi seni fotografi. Mereka yg berpameran kali ini, ketika masih mahasiswa diharuskan mempelajari teori bagaimana caranya bertutur kata yaitu teknis yang benar untuk membuat foto melalui kamera yang sesua dengan tujuan pemotretannya. Sebagai salah satu cabang seni, fotografi dapat menyegarkan pikiran yang lelah, membawa ke suasana lalu, dan membawa angan-angan ke masa depan. Foto bisa berarti tap bisa juga tanpa makna apa-apa. Kadang objek foto hanya sebagai symbol yang dipinjam fotografer untuk berbicara tentang sesuatu yang tida selalu sama dengan apa yang pemirsa serap. Pameran fotografi konseptual “C for Creative” ini selain Jogja juga diselenggarakan di Rumah Seni Yaitu di Semarang dan di Balai Soedjatmoko Solo. Pameran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai wacana diskusi dan dialog seni antar komunitas visual art yang lain di tiga kota ini.

Category: | Leave a comment
16.52 | Author: Kronika Jogja
Pameran bersama ini melibatkan 14 seniman yang dirangkum dalam sebuah pameran yang bertajuk “Most Wanted”. “Most Wanted”, sepertinya pemberian tajuk tersebut hanya mengikuti arus yang menggunakan judul dengan bahasa Inggris dan plesetan. Namun, Most Wanted adalah keadaan yang sebenarnya terjadi pada pasar saat ini menurut kacamata seniman. Pemilihan Most Wanted yang diangkat sebagai tajuk dari pameran ini karena memang seniman yang berpameran di Galeri Biasa kali ini sedang menjadi The Most Wanted. Karya para seniman yang rata-rata sudah mendapatkan award dari berbagai kompetisi ini oleh pihak penyelenggara dinilai akan membawa kepada suatu kenyamanan dan keunikan tersendiri ketika dinikmati. Galeri Biasa bermaksud menyajikan beberapa alternative karya-karya seni yang dinilai cukup representative masuk dalam wacana seni rupa kita dan layak dipertimbangkan menjadi item koleksi maupun investasi strategis dalam pasar lelang Asia maupun Internasional. Dalam pembukaan pameran ini pengunjung dihibur dengan penampilan waria yang menyanyi dengan dua suara yang berbeda, yaitu suara laki-laki dan suara perempuan.
Category: | Leave a comment
16.48 | Author: Kronika Jogja

Pameran tunggal ini merupakan rangkaian karya Gigih Wiyono yang bertema Devi Cri. Pameran yang diadakan di V-art Gallery ini merupakan pameran yang ketiga setelah dua pameran yang bertema sama yang digelar di Solo dan Jakarta. Disamping itu, pameran ini merupakan pameran tugas akhir Program Penciptaan Seni, Pascasarjana ISI Yogyakarta. Devi Cri nama asalnya di India dan dilafalkan menjadi Dewi Sri oleh sebagian besar masyarakat di Jawa Tengah, Nyi Pohaci di Jawa Barat, Liung Indung Bunga di Kalimantan, dan masih banyak lagi nama panggilannya sesuai daerah masing-masing. Panggilannya memang berbeda tetapi maksud dan artinya sama yaitu Dewi Kesuburan yang memberi berkah kapada kaum petani dan kehidupan di masyaraka. Mitos Dewi Sri dalam menjalani laku hidup merupakan suatu hal yang pantas untuk dipahami dalam konteks social-kultural. Tema The Spirit of Devi Cri merupakan reaksi atas realita yang terjadi di tengah masyarakat, kebijakan pemerintah yang cenderung tidak berpihak pada petani, pemafaatan lahan yang sangat eksploitatif sangat merugikan rakyat. Dalam keadaan yang sudah di dasar penderitaan, spirit perlawanan menjadi tumbuh. Seniman sebagai radar masyarakat yang paling sensitive di dalam merasakan getar kehidupan, berusaha lebur dan memaknai persoalan itu.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Memasuki awal tahun 2008, perhelatan seni rupa di Indonesia semakin menggebu. Hal ini telihat dari hampir semua galeri maupun gedung pameran penuh dengan acara pameran. Jogja merupakan sebuah tempat bersemayamnya para perupa muda yg gaya seni rupa mereka sangat beragam. Beraneka macam cara dilakukan oleh para perupa kita dalam berekspresi untuk menampilkan citarasa mereka dalam kanvas, foto, logam, maupun materi seni rupa yg lain. Salah satu contoh dari sekian banyak para perupa muda adalah para perupa yg tergabung dalam kelompok SENTAK. SENTAK adalah sebuah kelompok perupa muda yg kali ini menggear pameran bertajuk “Artmatika” di Bentara Budaya Yogyakarta. Para perupa tersebut antara lain Askandi, Yon Indra, Antoni Eka Putra, I Made Valasara, dan At Sitompul.

Artmatika, menurut mereka adalah gabungan antara art dan matika atau seni dan berhitung. Namun, bukan deretan angka atau rumus-rumus matematika yg ditampilkan oleh para perupa.Yg ada adalah sejumlah tampilan garis-garis pada kanvas yg amat diperhitungkan tata letaknya. Garis menjadi spirit atau pokok bahasan dalam karya mereka. Dalam pameran ini kita dapat menikmati kumpulan garis yg tertata rapid an teratur dalam kanvas. Walau demikian, masih tampak pula beberapa garis yg terasa lebih liar dan spotan.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Menyusul kesuksesan peluncuran Castrol Power 1 Scooter, pelumas khusus untuk kendaraan scooter-matic, pada 7 September 2007 lalu, kagiatan Matic United Castrol Power Scooter kembali diadakan oleh PT Castrol Indonesia pada tahun kedua ini di 4 kota besar yaitu Yogyakarta, Bandung, Malang, dan Denpasar. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah minat masyarakat pengguna scooter-matic khususnya terhadap kegiatan fun-rally. PT Castrol Indonesia menyikapi tingginya minat masyarakat terhadap scooter-matic dengan mmeluncurkan Castrol Power 1 Scooter, pelumas dengan formulasi khusus “Scootek Technology” untuk mesin-mesin bertransmisi CVT atau constinosly variable transmission. Dengan hampir semua pabrik sepeda motor di Indonesia yg kini telah hadir dengan varian matic dan bisa diposisikan sebagai kendaraan heterogen yg cocok untuk digunakan semua kalangan, maka pihak penyelenggara berharap acara Matic United Castrol Power 1 Scooter iini diharapkan dapat diikuti oleh peserta yg sebanyak-banyaknya. Berdasarkan data yg mereka miliki menunjukan bahwa trend pemakaian motor scooter matic di Yogyakarta mengalami peningkatan yg cukup signifikan, dengan data tersebut maka jelas bahwa kebutuhan masyarakat akan pelumas khusus scooter matic pun juga mengalami trend peningkatan yg signifikan.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Ritus Air” sebagai tema pameran tunggal karya-karya I Made Arya Palguna ini menampilkan salah satu bentuk penawaran pembacaan kembali air sebagai salah satu bagian penting dalam hidup manusia. Air, saat ini tidak kita kenali lagi sebagai air yg bersahabat, namun air yg berjarak dan merusak. Sebagian bencana yg terjadi disebabkan oleh air. Air, mendadak menjadi ancaman yg mencemaskan sekaligus memunculkan pertanyaan atas sikapnya yg berubah. Karya-karya I Made Arya Palguna memberikan jawaban atas munculnya pertanyaan tersebut. Palguna mengajak kita untuk merenung kembali bahwa semuanya ternyata akibat ulah manusia sendiri yg semena-mena terhadap air. Tema yg Palguna angkat kali ini merangkai berbagai respon Palguna terhadap situasi kontemporer maupun permenungannya dalam satu titik tolak yaitu air. Melalui pameran yg diselenggarakan di Srisasanti ini, sebagai seniman, Palguna kembali menunjukan totalitas, komitmen, dan konsistensinya dalam berkarya.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Pentas yg terselenggara untuk memperingai hari kelahiran tamansiswa ke 86 sekaligus berdirinya majelis kesenian Ibu Pawiyatan ini melibatkan siswa-siswi taman kesenian Ibu Pawiyatan taman siswa. Pementasan yg berjudul “Dari Tamansiswa untuk Indonesia” ini menampilkan kesenian-kesenian dari siswa-siswi taman kesenian yg dirangkai dalam bentuk naskah dan di sutradarai oleh Bapak Giri MS. Di sela-sela pementasan koreodrama ini juga terdapat pemutaran video-video tentang Ki Hajar Dewantara. Selain pementasan ini,juga ada rangkaian acara lain seperti temu alumni tamansiswa serta bazaar yg diadakan pada 4-5 Juli 2008. Dimulai dari malam pementasan ini Pendopo Agung dibuka untuk semua kegiatan kesenian. Pendopo Agung merupakan rumah semua orang, rumah keluarga tamansiswa, warga Jogja, dan seluruh bangsa Indonesia. Acara ini ditutup dengan penampilan “Ipad”, alumni siswa Sekolah Dasar tamansiswa yg sekarang sudah berkecimpung di dunia entertainment.

Category: | Leave a comment
20.47 | Author: Kronika Jogja

Kegiatan yg baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini akan mengunjungi Yogyakarta sebagai kota pertama dari rangkaian tur 3 kota. Kegiatan yg secara keseluruhan memadukan unsur wisata kuliner, hiburan, kesenian, olah raga ringan serta pendidikan ini tidak dipungut tiket masuk alias gratis. Bahkan, banyak kesempatan mendapatkan ratusan hadiah menarik. Acara yg diawali dengan jalan sehat keluarga ini memberikan berbagai suguhan menarik yaitu puluhan makanan kreasi baru, bazaar murah produk-produk Indofood, hiburan musik, dan beberapa kegiatan yg lainnya. Sampai konsultasi gratis nutrisi anak pun tersedia dan tidak ketinggalan tentunya demo masak dari chef terkenal dan lomba masak berhadiah jutaan rupiah. Pihak penyelenggara tidak hanya merangkul para pedagang makanan terkenal di Jogja tapi juga menggandeng beberapa komunitas masyarakat di Jogja untuk menampilkan makanan khas mereka yg belum banyak diketahui masyarakat luas seperti komunitas petani klaten, ibu wonosari,jetis menawan, dan lain-lain. Bagi Indofood, kegiatan ini juga merupakan wujud kepedulian dan penghargaan terhadap makanan khas asli daerah.

Category: | Leave a comment
20.46 | Author: Kronika Jogja

PERKIN (Perkumpulan Kinologi Indonesia) Wilayah Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menyelenggarakan Pameran "Back to Back" Multi Trah, Pameran Anjing Trah PERKIN (All Breeds) dan Ujian Karya Guna. Hajatan bertajuk "JOGJA DOG SHOW 2008" ini akan diselenggarakan di Gedung Jogja Expo Center (Yogyakarta) pada tanggal 28-29 Juni 2008. Di tempat yang sama, setahun lalu telah diselenggarakan Jogja Dog Show untuk pertama kalinya. Kegiatan ini tidak hanya untuk mengulang sukses yang telah dicapai pada penyelenggaraan tahun lalu, pada pameran tahun ini panitia berusaha semaksimal mungkin meningkatkan mutu penyelenggaraan Jogja Dog Show menjadi lebih baik dan menjadikan kegiatan ini sebagai salah satu motor pendorong kemajuan kinologi Indonesia. Pameran "Back to Back" akan mengikutsertakan semua trah PERKIN, kecuali Anjing Gembala Jerman (AGJ) dan Rottweiler. Pada pameran Back to Back ini selain trophy Best in Exhibition juga akan diperebutkan trophy Best Baby in Exhibition (khusus Anakan "A") serta trophy Best Puppy in Exhibition. Pameran Anjing Trah PERKIN (All Breed) pada hari kedua mengikutsertakan semua trah yang diakui PERKIN. Dua buah ring khusus untuk AGJ dan Rottweiler disediakan di lapangan rumput yang tepat berada di belakang gedung. Pameran All Breeds ini akan memperebutkan posisi Best in Show dan Reserve Best in Show dengan trophy Sri Sultan Hamengku Buwono X ("Piala Raja") berupa replika mahkota Sri Sultan.

Category: | Leave a comment
20.46 | Author: Kronika Jogja

Tekstur dalam Lukisan”, itulah tema yang diangkat dalam pameran seni visual di Jogja Gallery kali ini. Bila kita mengamati tema pameran ini, yg terbayang secara harfiah adalah tersususunnya bentuk-bentuk jalinan atau penyatuan bagian-bagian, sehingga membentuk sesuatu yg berkesan indah, menarik, suatu karya seni yg mampu mengisi ruang dengan medium apapun yg digunakan, bahan, alat, dan teknik apapun yg dipakai. Pameran ini menampilkan karya-karya 2 dimensi, melibatkan sekitar 39 seniman dengan jumlah karya yg dipamerkan sekitar 60 karya. Abstraksi singkat pameran ini berangkat dari perupa yg membiarkan kanvasnya dipenuhi tekstur bergaris tipis sebagai subjek teknis. Pameran ini dibagi menjadi 3 sub-kurasi utama, yaitu Teritorial Tekstur, Meraba Alam, dan Tipuan Visual. Dalam territorial tekstur, hal yg menarik adalah ruang terasa didominasi oleh tekstur semu, ruang terasa bergerak karena kemampuan garis yg berulang-ulang. Sedangkan pada sub-kurasi meraba alam, dihadirkan karya-karya yg secara visual berbasis tekstur nyata di atas kanvas. Di samping itu dalam sub-kurasi ketiga yaitu tipuan visual, mengetengahkan sebuah realitas yg semakin menajamkan perbedaan dalam proses berkarya, terutama dalam melihat tektur.

Category: | Leave a comment
20.45 | Author: Kronika Jogja

Pameran lukisan dan keterampilan tangan anak-anak yang berlangsung di gedung E benteng Vredeburg Yogyakarta ini merupakan sebuah pameran pendidikan yang memamerkan hasil-hasil dari pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler. Pameran yang dipanitiai oleh 4 sekolah dasar yaitu SDN Tamansari 2, SD Muhammadiyah Kaumun, SD Muhammadiyah Wirobrajan 1, dan SD Muhammadiyah Purwo 1 ini diadakan berkat ide dari Bapak Mifyansah selaku guru seni budaya dan keterampilan dari ke 4 sekolah dasar tersebut. Pameran ini diselenggarakan guna memberikan ruang bagi anak-anak dalam berkreasi. Pameran yang memberikan kebebasan pada anak-anak dalam menentukan tema ini terselenggara setelah masa pra produksi yang kurang lebih berlangsung sekitar 10 hari. Dalam pameran ini juga dipamerkan lukisan hasil karya Galuh Friska , siswi SD Tamansari kelas 5 yang merupakan wakil lomba melukis anak tingkat nasional. Selain lukisan-lukisan, di sini juga terdapat kerajinan-kerajinan karya siswa-siswa.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pertunjukan musik yg berlangsung di block garden kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan ini merupakan program tahunan dari UKM Kesenian universitas tersebut. Selain menampilkan Sophie dan Display, event ini juga dimeriahkan oleh band asal Jogja yg kini meniti karier di Jakarta. Band ini digawangi oleh Duta, Eross, Adam, dan Brian, yach…siapa lagi kalau bukan Sheila on 7. Band beberapa waktu lalu sempat tak pernah lagi terdengar kabarnya ini, kali ini kembali menyapa penggemarnya dengan album baru mereka yg berjudul “Menentukan Arah” dengan single andalan berjudul “Betapa”. Sejak awal sebelum band ini akhirnya setenar sekarang, mereka mencoba untuk tampil secara professional. Dimulai dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival, maupun pertunjukan komersil di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah, kampus, serta panggung umum. Ide-ide atau kreasi mereka dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana. Dalam acara konser akustik kali ini mereka membawakan lagu mereka yg berjudul “Bertahan sebagai lagu pembuka penampilan mereka malam itu. Sheila on 7 tampil menghibur penonton dengan menyanyikan sekitar 10 lagu.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pameran foto yang bertajuk “Jogja dalam Lensa” ini memamerkan lebih dari 100 foto. Foto-foto ini dihasilkan oleh para fotografer dan pelukis yang tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja. Berbagai foto yang dipamerkan menggambarkan ekspresi, profesi, bangunan, dan kebudayaan// Selain itu, terdapat juga foto yang menggambarkan tentang pemandangan dan potret kehidupan sehari-hari. Selain karya-karya dari seniman-seniman dalam negeri seperti Raden Indra Dewanto, Chazyal M, I Made Hanggayana, Nofria Doni Fitri, dalam pameran ini juga dipamerkan karya-karya dari seniman luar negeri seperti Derald Gasperez. Disamping itu, di sini juga dipamerkan foto-foto yang pernah mendapat kejuaraan dalam berbagai lomba fotografi di Yogyakarta.

Category: | Leave a comment
20.44 | Author: Kronika Jogja

Pertunjukan yang diselenggarakan oleh Etnik Production ini diadakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir para mahasiswa seni tari 2007-2008. Penampilan dari para penari ini diurutkan berdasarkan kerumitan set panggung. Pementasan tari yang berjudul “Soul of Spin” contohnya. Pementasan yang koreografinya dibuat oleh Elisabeth Nur Nilasari ini memadukan antara kekuatan tangan dan kaki dalam berputar. Pementasan ini melibatkan 3 orang penari yaitu Ledima, Widyamarto, dan Nila. Sedangkan tarian karya Poppy Indriani yang berjudul “Sunting Melenting” melibatkan sekitar 7 penari. Selain tarian karya Nila dan Poppy tersebut, juga dipentaskan tarian karya Kalwati yang berjudul “Satu Bintang” dan tarian karya Lina Susanti yang berjudul “Afalokiteswara. Selama pertunjukan berlangsung para penonton dilarang makan, minum, dan merokok. Selain itu penonton hanya boleh bertepuk tangan saat pementasan berakhir. Pertunjukan ini ditutup dengan penyerahan buket bunga oleh ketua jurusan tari kepada penata tari.

Category: | Leave a comment
20.43 | Author: Kronika Jogja

Yogyakarta, bertindak selaku tuan rumah setelah Palembang, Semarang,, Malang, dan Cirebon, mampu memberikan alternatif tontonan otomotif tersendiri bagi warga masyarakatnya dengan diselenggarakannya Djarum Black Night Slalom. Hal ini terbukti dari sekitar 2000 orang penonton yang datang untuk menyaksikannya gelaran Djarum ini. Gelaran Djarum Black Night Slalom seri kelima di Yogyakarta ini memiliki catatan dan rekor tersendiri dari empat seri sebelumnya karena diikuti sebanyak 223 starting dan 173 peserta. Acara ini dikemas dalam 2 hit yaitu hit pertama dan hit kedua. Hit pertama dimulai pukul 13.30 WIB hingga pukul 17.45 WIB. Acara ini dibuka dengan pengecekan area slalom oleh ‘safety car’ Honda Jazz dari Djarum Black. Persaingan peslalom-peslalom senior yang berpadu dengan ambisi darah muda peslalom yunior, membuat acara ini jadi tontonan yang mengasyikkan. Seperti yg dikatakan Bapak HM. Handoko, H. SH, promotor slalom nasional dari Montesz Sport Club, selaku penyelenggara Djarum Black Night Slalom 2008 di Yogyakarta, lapangan parkir Stadion Mandala Krida terbukti bisa menjadi arena paling komplit dari empat seri sebelumnya. Karena area yang luas ini ditunjang dengan penempatan tribun-tribun penonton yang banyak di sisi-sisi arena slalom, membuat acara ini terlihat tertib, aman, dan nyaman. Penampilan live band performance, live DJ performance serta penampilan atraktif sexy dancer mampu menjadi daya tarik tersendiri dalam acara ini. Penampilan mereka juga mampu menghilangkan kejenuhan penonton selama break dari hit pertama menuju hit yg kedua. Dari hit pertama dan hit kedua ini didapatlah Didi Heriyanto dari Team Suzuki Bukopin sebagi juara umum di seri kelima Kejurnas Djarum Black Night Slalom Yogyakarta.

Category: | Leave a comment
20.41 | Author: Kronika Jogja
Dilihat dari judulnya, Clas Intimate with Glenn Fredly, tentu saja acara ini merupakan persembahan Clas Mild namun lebih tepatnya diselenggarakan oleh Ruth Sahanaya Production. Event ini diselenggarakan di 4 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Jogja yg merupakan kota terakhir. Glenn tampil menghibur dengan menyanyikan sekitar 20 lagu. Selain itu Glenn juga berkolaborasi dengan rapper ternama yaitu Iwa K. Konser di kota gudeg ini didedikasikan untuk seniman-seniman dan musisi Jogja. Disamping konser musik itu sendiri, juga diadakan pemutaran film yg menceritakan tentang lagu-lagunya. Glenn juga terlibat dalam film yg dibintangi oleh Gary Iskak dan Ratna Azia, namun ia hanya terlibat sebagai voice talent dalam film tersebut. Glenn juga berpesan kepada musisi Indonesia agar lebih bersatu lagi agar musik Indonesia semakin maju, seperti tema konsernya kali ini. Penonton tidak sia-sia membeli tiket seharga 75ribu untuk kelas festival dan 150ribu untuk VIP, karena pertunjukan musik ini sangat menghibur para penontonnya.
Category: | Leave a comment
20.39 | Author: Kronika Jogja
Pertunjukan tari yg menggunakan tiang ini merupakan materi pertunjukan sirkus yg sangat tua, pemainnya berputar-putar dengan tiang. Ia melawan gaya tarik bumi dengan memadukan acrobat maneuver di udara. Permainan tersebut berasal dari Cina yg selalu dibawakan oleh 10-15 orang dengan beberapa tiang, pemainnya melompat dari tiang satu ke tiang yg lain. Permainan tiang ini sekarang sangat terkenal di Eropa dan menjadi teknik yg dimainkan sendiri atau berdua dengan satu tiang. Pertunjukan Contigo ini lahir dari pertemuan antara 2 artis Portugal, yaitu Rui Horta yg merupakan seorang koreografer dan Joao Paulo Pereria Dos Santos yg merupakan seorang pemain acrobat pada tiang. Dari kedua orang yg khas ini, Contigo mengambil suatu perpaduan antara dunia-dunia berbeda yg saling memperkaya satu terhadap lainnya. Seorang diri di atas panggung, seorang anak bermain dengan benda-benda seperti batu, kursi, tongkat, dan tiang, merupakan perwujudan dari setiap titik pertemuan di antara kedua seniman ini. Dari hubungan mereka yg sama terhadap peristiwa-peristiwa, dari ruang-ruang percampuaran itulan Contigo lahir. Joao Paulo Pereria Santos, sang pemain acrobat dalam pertunjukan ini, pernah mendapat pendidikan di Chapito sebuah sekolah sirkus dan pertunjukan di Lisabon dan beberapa sekolah seni sirkus lainnya. Kini ia tergabung menjadi anggota grup Cheptel Aleikoum.
Category: | Leave a comment
20.31 | Author: Kronika Jogja

Dalam pameran tunggal Hendra Priyadhani yang perdana ini ia tidak begitu memusingkan sebuah persiapan dan sebagainya. Karena semua bahan yang digunakan dalam berkarya adalah barang yang bersifat dibuang sayang seperti sisa kanvas, kain-kain sisa kaos, berkas-berkas foto kopian yang tidak terpakai, dan lain sebagainya. Tema- tema yang diangkat juga sesuatu yang dekat dengan keseharian. Oleh sebab itu, pemberian judul pada setiap karya juga muncul ketika karya tersebut setengah jadi. Berangkat dari hal itulah maka pameran seni rupa ini kemudian diberi tajuk Throw Honey atau Dibuang sayang. Hendra Priyadani atau lebih sering disapa Blangkon juga dikenal sebagai master of ceremony (MC) di acara-acara musik anak muda Yogyakarta. Pameran tunggalnya ini adalah manifestasi dari kedekatannya dengan dunia musik, fashion dan life style yang kemudian banyak diejawantahkan dalam teknik print, kolase, silk screen, stensil, dan neon box. Karya-karya cutting edge seperti yang diterapkan Blangkon ini banyak di populerkan oleh komunitas underground di Amerika dan Inggris pada pertengahan tahun 70-an untuk propaganda acara musik, pergerakan atau sekedar kegiatan 'narsis' individu. Blangkon menggunting, memotong, dan menempelkan imej yang dirangkai menjadi kolase dari sejarah masa lalu, yaitu tentang mimpi-mimpi, istri, anak, orang tua, gemerlapnya dunia, kegilaan masa muda, dan lain sebagainya yg kemudian dioplos dalam bingkai dan diberi judul.

Category: | Leave a comment
20.22 | Author: Kronika Jogja

Jogja art fair #1, yg merupakan salah satu kegiatan dari sekian banyak acara dalam rangkaian FKY XX ini dimaksudkan sebagai program yg secara sadar hendak menyikapi wilayah komodifikasi dalam realitas seni visual. Penilaian tinggi secara nominal terhadap karya seni terutama seni lukis telah menjadi rahasia umum dan diikuti pula dengan maraknya pameran-pameran. Seperti di beberapa negara lainnya, bukanlah suatu hal yg baru jika event seni rupa dijadikan sebagai ruang perdagangan karya seni. Untuk mengenali event-event yg lebih kental dengan suasana bisnis ekonomi ini/ biasanya penyelenggara menandainya dengan sebutan “art fair”, seperti “Shanghai Art Fair”, “Singapore Art Fair”, “Beijing Art Fair”, dan lain sebagainya. Jogja Art Fair #1 diselenggarakan juga untuk megawali tradisi tersebut. Walaupun event ini ditandai dengan sebutan lokalitas Jogja, namun peserta seniman ataupun persebaran pasar event ini tetap meluas sampai tingkat nasional, bahkan internasional. Event yg penyelenggarannya diharapkan dapat berkelanjutan ini, juga akan menjadi event tahunan yg dimungkinkan untuk terlepas dari program FKY. Meskipun pasar seni rupa di Indonesia lebih diwarnai dengan melejitnya seni lukis sebagai karya yg paling laku, Jogja Art Fair tetap menghadirkan karya-karya visual yg lain seperti karya 3 dimensi, street art, fotografi, seni video, dan lain-lainnya. Keberhasilan event ini juga akan ditentukan oleh banyaknya jumlah nominal yg bergerak dan terlibat dalam jual beli di arena pameran ini.

Category: | Leave a comment