19.37 | Author: Kronika Jogja
Public Launching Beat yg diadakan oleh PT. Astra International – Honda selaku main dealer daerah pemasaran DIY, Kedu, dan Banyumas ini merupakan satu rangkaian dengan acara pre and post launching yg bekerjasama dengan stasiun radio dan surat kabar dengan melakukan aktivitas mobile activity ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, kafe, dan tempat-tempat keramaian, serta melakukan konvoi Honda Beat keliling kota Yogyakarta. Sesuai dengan varian Beat yg mengusung tema musik yaitu Hip-Hop Orange, Hard Rock Black, Electro Red, Pop Pink, Fusion Blue, dan Techno White, maka pada public launching ini puhak penyelenggara pun mengusung tema Entertainment, Launching skuter matic keluaran Honda ini juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan menarik seperti Cheers leader competition, Tatto competition, Free style dancer show, dan games adrenaline. Selain itu, dalam acara yg full doorprize ini pengunjung juga dapat menyaksikan penampilan dari Band-band indie Jogja, DJ performance collaboration, dan ditutup oleh performance dari Duo Maia. Duo Maia yg digawangi oleh Maia Estianty dan Mai Chan ini memang yg ditunggu-tunggu oleh para pengunjung, terbukti total jumlah pengunjung yg memadati venue lebih dari 15 ribu orang. Setelah public launching ini, masih ada rangkaian kegiatan lagi yg akan diadakan bekerjasama dengan dealer-dealer di seluruh area untuk memperkenalkan Honda Beat kepada masyarakat.
Category: | Leave a comment
19.30 | Author: Kronika Jogja
Pementasan Ballet Ballet Rotterdam/New York oleh Ballet Dance Works Rotterdam, Belanda ini merupakan rangkaian dari Program Internasional FKY XX 2008. Dance Works Rotterdam menggabungkan kota "Rotterdam-New York" dengan karya dari dua koreografer terkemuka Stephen Petronio dan Ton Simons. Stephen Petronio adalah direktur artistik dan koregrafer dari sebuah kelompok balet di New York City. Petronio telah membangun reputasi kelas dunia sebagai koreografer yang inovatif, karyanya menggabungkan elemen-elemen dari aktualiasi teknik dan improvisasi yang bersumber dari balet klasik. Dia bekerja bersama musisi-musisi kontemporer dan desainer terkemuka, yang digabungkannya dengan gaya tarinya yang eksplosif, dinamis, dan penuh ekspresi sehingga menghasilkan karya koreografi yang impressif, yang merupakan salah satu karya terbaik dalam tradisi Balet di New York. Lain halnya dengan Ton Simons. Ia merupakan direktur artistik dan koreografer dari Dance Works Rotterdam. Simon telah tinggal di New York selama lebih dari 20 tahun, sebelum dia akhirnya kembali ke Rotterdam pada tahun 1999. Pengaruh dari balet di New York, telah memberikan kontribusi yang besar pada posisinya yang unik di dunia Balet Belanda. Karyanya bercirikan tradisi balet klasik dengan bentuk yang liris dan menunjukan kemampuan koreografis yang tinggi. Tujuh belas personil dari Dance Works Rotterdam ini datang ke Yogyakarta pada Festival Kesenian Yogyakarta kali ini. Sebelas di antara peserta rombongan tersebut merupakan para penari ballet yg tampil menghibur para penonton di area concert hall ini.
Category: | Leave a comment
19.14 | Author: Kronika Jogja
“Kebahagiaan sederhana penuh makna” adalah sebuah pertunjukan yg menampilkan Pantomim Bizot dalam situasi sehari-hari, memperkenalkan keheningan berirama yg terdapat dalam keseharian kita. Seniman yg menampilkan adegan pantomim yg diperkaya keindahan seni Kabuki atau teater tradisional Jepang ini dikenal sebagai salah satu pemain pantomim yg paling berbakat dari generasinya. Dalam setiap langkahnya, ia menggambarkan dunianya dengan humor, kesedihan, kelembutan, kekuatan, dan warna. Kuncinya terletak pada pandangan, ekspresi, gerakan, dan sikap. Pada umur 8 tahun, Philippe Bizot menemukan seniman pantomim Marceau, hal tersebut kemudian mengarahkan seluruh hidupnya. Ia belajar secara otodidak dan mengasah hobinya itu untuk berkarya di kafe-kafe teater di Bordeaux lalu di Paris. Sejak lebih dari 30 tahun, pemain pantomim Bizot yg sekaligus merupakan pengajar, sutradara, dan seniman, tidak hanya bergelut dalam bidang seni di Eropa, namun juga di 5 benua. Ia tak pernah berhenti mengajar, bertukar pikiran, dan berkarya. Gerakannya selaras tuntutan penggayaannya. Karya pedagogisnya ditujukan bai para orang dewasa dan anak-anak, tuna rungu dan tuna wicara, bagi para autist, tuna daksa, di seantero jagad. Ia mengajak penonton menyaksikan seni keheningan. Pantomim Bizot menggunakan bakatnya untuk mengangkat mereka yg sering terabaikan oleh budaya, mereka yg memiliki cacat fisik atau yg kurang mampu. Dalam pementasan ini penonton dilarang makan, minum, merokok, apalagi membuat gaduh. Selain itu penonton juga dilarang keluar ruangan sebelum pementasan berakhir.
Category: | Leave a comment
19.12 | Author: Kronika Jogja
Masuk di antara 2 pohon beringin tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jogja. Kepercayaan tentang siapa yg dapat berjalan lurus tanpa berbelok di celah antara kedua pohon itu akan mendapat keberuntungan, sudah menjadi tradisi bagi mereka. Event masangin yg sama juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, namun kali ini sebagai wujud pelestarian budaya Gong Entertainment mengadakan lomba masangin yg disponsori oleh Sampoerna Hijau. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengangkat romantisme salah satu kebudayaan Yogyakarta. Namun berbeda dengan masangin yg juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, masangin kali ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Peppy. Syarat untuk dapat mengikuti lomba inipun tergolong mudah, calon peserta dapat mendaftar cukup dengan membeli produk rokok. Ini adalah kali kedua bagi Sampoerna Hijau mengadakan kegiatan masangin, berbeda dengan yg sebelumnya kali ini Sampoerna Hijau bekerjasama dengan Gong Entertainment. Selain sebagai wujud kepedulian terhadap budaya, kegiatan ini juga sebagai ajang promosi bagi Sampoerna Hijau. Event ini juga didukung oleh penampilan dari Explode Band.
Category: | Leave a comment
19.12 | Author: Kronika Jogja
Masuk di antara 2 pohon beringin tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jogja. Kepercayaan tentang siapa yg dapat berjalan lurus tanpa berbelok di celah antara kedua pohon itu akan mendapat keberuntungan, sudah menjadi tradisi bagi mereka. Event masangin yg sama juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, namun kali ini sebagai wujud pelestarian budaya Gong Entertainment mengadakan lomba masangin yg disponsori oleh Sampoerna Hijau. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengangkat romantisme salah satu kebudayaan Yogyakarta. Namun berbeda dengan masangin yg juga pernah diadakan beberapa bulan yg lalu, masangin kali ini juga dimeriahkan dengan kehadiran Peppy. Syarat untuk dapat mengikuti lomba inipun tergolong mudah, calon peserta dapat mendaftar cukup dengan membeli produk rokok. Ini adalah kali kedua bagi Sampoerna Hijau mengadakan kegiatan masangin, berbeda dengan yg sebelumnya kali ini Sampoerna Hijau bekerjasama dengan Gong Entertainment. Selain sebagai wujud kepedulian terhadap budaya, kegiatan ini juga sebagai ajang promosi bagi Sampoerna Hijau. Event ini juga didukung oleh penampilan dari Explode Band.
Category: | Leave a comment
19.09 | Author: Kronika Jogja
V-art gallery menyemarakkan agenda seni pada bulan Juni dengan menggelar sebuah pameran seni lukis sebuah grup perupa yg diprakarsai oleh 10 seniman muda. Pengunjung yg menunggu dibukanya pameran ini dihibur dengan penampilan dari band Kagol Asmoro, kemudian pameran ini dibuka oleh Bp Suatmadji selaku konsultan gallery. Pameran ini menggandeng beberapa perupa yg berangkat dari cara pandang yg hampir sama dalam berseni rupa. Ide-ide mereka dalam berkarya lebih terbuka dan tidak hanya mengolah dunia dalamnya. Para pelukis dipilih berdasarkan prinsip berkarya mereka, mereka berkarya dengan influence yg berasal dari berbagai ekspresi budaya masa kini yg lain, seperti budaya pop, musik, teknologi, komik, dan sebagainya. Kesepuluh pelukis yg tergabung dalam grup perupa “Hallo Jogja” yg berpartisipasi dalam pameran ini merupakan lulusan dari Institut Seni Indonesia, 9 perupa dari ISI Jogja sedangkan satu-satunya perempuan dalam grup ini yg bernama Reni “Emonk” berasal dari ISI Bandung. Karena grup ini sempat vacuum, maka pameran ini merupakan reuni mereka melalui seni lukis. Meskipun para seniman muda ini berasal dari komunitas yg berbeda, beberapa diantaranya mencintai seni murni, sedangkan yg lain berkarya dengan pengaruh urban art, komik, grafis, bahkan street art, namun mereka kemudian berinovasi untuk menuangkan ide-ide segar mereka dalam media kanvas yg bentuknya lebih sederhana dan berupa media 2 dimensi. Walaupun demikian karya-karya mereka tetap berbau urban art dan lebih menonjolkan pop art yg baru-baru ini digandrungi oleh anak muda. Di samping itu, karya-karya yg mereka tampilkan sarat dengan pesan moral dan isu social seperti global warming dan bahaya narkoba. Pameran ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik dari The Matur dan Night Lover.
Category: | Leave a comment
19.01 | Author: Kronika Jogja
“Warna-warni Teknologi”. Seperti yg kita ketahui juga bahwa teknologi memang berwarna-warni dan beraneka ragam. Maka dalam pameran yg digelar oleh Dyandra Promosindo Cabang Jogja bekerjasama dengan Apkomindo DIY ini, Dyandra Promosindo mengangkat tema “Warna-warni Teknologi” untuk mempromosikan beragamnya inovasi dan produk-produk terbaru yg dihadirkan oleh para peserta festival computer Indonesia 2008. Setelah sukses di Mega Bazaar Computer 2008 yg telah diselenggarakan sebelumnya, kali ini Festival Komputer Indonesia 2008 juga menjadi ajang perhelatan akbar industri computer tahunan di Jogjakarta. Festival ini menjadi salah satu ajang rujukan di agenda kegiatan pamer dan penjualan industri computer dan teknologi. Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di 6 kota, selain di Jogja kegiatan ini juga diadakan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar. Di area sebesar 3 hall ini dipenuhi oleh sekitar 117 peserta festival computer dari vendor-vendor nasional seperti stand Island paket yaitu ASUS, Epson, Datascript Canon, dan lain sebagainya. Untuk stand Island local seperti Computa, Samsung, X-Ware, dan lain-lain, serta untuk stand special diikuti oleh 15 peserta, sedangkan stand standard strategis diikuti oleh 88 peserta. Selain mendatangkan vendor-vendor tersebut festival ini juga menampilkan berbagai acara menarik seperti lelang kamera digital, overclocking tournament PC, lomba model anak-anak, dan masih banyak lagi acara yg lain. Yg menarik dari festival ini adalah hadiah grand prize berupa 1 unit mobil KIA Picanto yg diundi secara nasional, 5 buah motor yg diundi di Jogja dengan mendapatkan kupon undian setiap pembelian kelipatan 500 ribu. Ada juga I buah sepeda listrik dengan cara menyertakan tiket masuk pengunjung untuk diundi, juga disediakan flashdisk 1 GB seharga Rp 20.000 untuk pengunjung dengan menyertakan tiket masuk seharga Rp 2.000.
Category: | Leave a comment
15.04 | Author: Kronika Jogja
Seiring dengan pergulatan seni di Indonesia yg makin meriah, kali ini Sangkring Art Space menggelar sebuah pameran yg menampilkan karya-karya dari M. Basori, Joko “Gundul”, I Ketut Tenang. dan 7 seniman lainnya. Karya-karya yg dipamerkan sangatlah menarik, mulai dari ekspresionisme, pop art, realism, bahkan ditampilkan pula karya yg terbuat dari campuran bahan. M. Basori contohnya, ia menampilkan 3 buah lukisan yg semuanya terbuat dari campuran bahan, antara lain kawat jeruji, resin, tripleks, dan cat. Baginya melukis tidak hanya sekedar menggurat sesuatu di atas kanvas atau kertas dengan cat tertentu. Lain halnya dengan Joko “Gundul”, ia memamerkan lukisan makhluk-makhluk air berupa aneh tapi enak dipandang, itu adalah mutasi benda rongsokan menjadi makhluk hidup yg diciptakan olehnya. Pameran ini telah menghela ke 10 senimannya untuk mempertautka diri mereka dalam ruang pamer yg sama. Ke 10 seniman tersebut merupakan mantan eksponen “Spirit 90”, yaitu sebuah kelompok mahasiswa ISI Yogyakarta angkatan 1990 yg pernah melakukan lompatan sejarah dalam proses kreatif mereka sebagai pelukis muda pada 1994. Dengan terselenggaranya pameran ini diharap dapat menambah semaraknya dunia kesenian di Indonesia.
Category: | Leave a comment
15.02 | Author: Kronika Jogja
Pameran “Jawa Baru” ini berangkat dari asumsi bahwa “Jawa” bukan hanya urusan ‘orang Jawa’. Pameran ini dibuka oleh Drs. Susilo Nugroho atau Den Baguse Ngarso. Dalam konteks nasional, Jawa berbenturan dengan berbagai masalah menyangkut suku, tradisi budaya, politik, dan ekonomi. Dengan perkembangan teknologi informasi dan leburnya batas-batas territorial bangsa, di masa ini kekhasan Jawa menjadi ikut melebur dalam percampuran beragam ekspresi budaya. Berdasarkan hal itulah pameran ini mencoba untuk memberi tanda terhadap situasi yg berubah. Pameran ini memberi gambaran Jawa yg terjadi dan dialami oleh generasi masa kini. Para seniman merepresentasikan wajah Jawa Baru hari ini, Jawa yg semakin menyadari dirinya hidup bersama dengan ‘bukan Jawa’ dan menjadi salah satu bagian dari penghuni dunia. Para seniman melihat Jawa dari berbagai macam pendekatan seperti gaya hidup, gender, politik, dan lain-lain. Pameran ini diikuti oleh Agus Baqul Purnomo, Aji Yudalaga, Arya Panjalu, dan masih banyak lagi seniman yg lain. Pameran ini menawarkan pembacaan baru mengenai “jawa” lewat seni rupa dan bagaimana jawa bergerak dan bertemu dengan identitas global Asia dan dunia.
Category: | Leave a comment
15.00 | Author: Kronika Jogja
Masa Lalu Selalu Baru, apa yg terlintas di benak pemirsa saat mendengar kalimat ini? Itulah tema yg diangkat dalam Festival Kesenian Yogyakarta XX kali ini. Tema tersebut merupakan kegamangan yg sering terjadi ketika masa lalu dibicarakan. Masa lalu selalu dihubungkan dengan segala sesuatu yg berbau kuno dan tidak mampu bersinergi dengan masa kini, sehingga masa lalu dianggap sesuatu yg telah mati. Sejumlah program telah disiapkan untuk FKY XX 2008 ini, antara lain upacara pembukaan yg dibarengi dengan pawai kostum, pasar raya FKY, bursa seni visual “Jogja Art Fair”, dan beberapa kegiatan yg lain. Upacara pembukaan FKY di benteng Vredeburg ini ditandai dengan dibukanya gembok pintu gerbang benteng Vredeburg oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, setelah sebelumnya diselenggarakan pawai kostum yg diikuti oleh 15 peserta, diantaranya rombongan polisi, anak pramuka, marching band, 9 kampung peserta Babad Kampung, dan KEBAYA yaitu sebuah komunitas waria di Jogja. Acara yg dananya dianggarka Rp 500juta oleh Pemda Provinsi DIY ini mendapat sambutan yg luar biasa dari masyarakat, sehingga kawasan Malioboro pun macet total karena ramai oleh pengunjung yg ingin ikut berpartisipasi memeriahkan FKY kali ini.
Category: | Leave a comment
14.58 | Author: Kronika Jogja
Cahaya bulan sabit menerangi pelataran pasar gabusan malam ini ketika para anggota MOCY atau Merzy Owner Club Yogyakarta berkumpul sejak sore di kawasan ini untuk menghadiri reuni akbar MOCY. Walaupun acara yg bertajuk Back to Ride juga dalam rangka ulang tahun MOCY yg ke 10 tapi acara ini lebih cenderung sebagai kagiatan reuni akbar para anggota MOCY mulai dari para pendiri dan anggota-anggota yg lama sampai para anggota baru mereka. Acara ini dibuka oleh sambutan dari ketua panitia Back to Ride yaitu Mas Antoro dan ketua umum MOCY yaitu Mas Budi, kemudian disusul oleh pemotongan tumpeng. Selain acara yg berlangsung pada malam ini, pada ari Minggu juga diadakan berbagai lomba yg masih satu rangkaian dengan event ini. Dalam kegiatan ini juga terdapat band performance guna menghibur seluruh anggota MOCY yg hadir. Kalau pemirsa liat penampilan dan body para pengendara motor-motor ini pasti kesan pertama pemirsa mereka terlihat sangar-sangar tapi ternyata mereka ngga seperi itu lho pemirsa, ternyata mereka sangat cooperative banget. Semakin malam peserta ataupun anggota club motor ini semakin banyak yg berdatangan jadi makin komplit aja dech motor-motornya, mulai dari motor merzy yg standar sampe motor merzy yg udah dimodif. Tapi bagi motor-motor yg dimodif, mereka hanya memodifikasi rangkanya saja sedangkan mesinnya masih menggunakan mesin basic merzy yaitu mesin buatan kawasaki. Kalau semua peserta sudah ngumpul jumlahnya bisa mencapai sekitar 500 peserta, pesertanya pun tidak hanya dari wilayah Jogja tapi juga ada yg jauh-jauh datang dari Palembang, Lombok dan banyak lagi dari daerah-daerah lainnya. Dalam acara ini juga diadakan pemutaran film dokumenter dari club MOCY, jadi buat para peserta kalau udah pada boring bisa duduk-duduk santai sambil nonton film tersebut sembari berbincang dengan peserta yg lain.
Category: | Leave a comment
14.55 | Author: Kronika Jogja
Pernahkah pemirsa menyaksikan film yang hanya berisi dialog? Ya film garapan Arif Ermawan ini hanya berisi dialog-dialog panjang antara dua orang yang berbeda keyakinan, keduanya memiliki latar belakang yang berbeda, Rangga yg diperankan oleh Ricky Poespo ini adalah seorang fotografer, dia orangnya cuek, dia tidak mau pikirannya terganggu oleh orang lain, apalagi direndahkan oleh wanita. berbeda dengan Desi yg diperankan oleh Petronella Diah K, dia cewek berusia 24 tahun yg mencintai sesama jenis. film yg mengalami 6 bulan masa pra produksi ini terinspirasi dari kenyataan yg ada tentang mencintai sesama jenis yg dianggap aib oleh masyarakat kebanyakan dan menentang aturan agama sehingga tidak dapat bersatu. Film ini dibuat se-realis mungkin agar penonton tidak merasa bosan karena adegan hanya terdiri dari dialog yg panjang saja. Harga tiket masuk pun tergolong murah hanya 5000 rupiah saja. Para pemain juga rela tidak dibayar demi terwujudnya film ini, karena bagi mereka pengalaman yg mereka dapat lebih dari sekedar uang. Bagi mereka “ Cuma ada dua kesempatan dalam hidup ini, memilih atau menunggu”.
Category: | Leave a comment
14.40 | Author: Kronika Jogja

Sebagai ungkapan syukur atas karunia dan rahmat Tuhan YME, maka pada hari jadi TK Batik yg ke 50 TK Batik mengadakan beberapa rangkaian kegiatan social. Kegiatan lomba lukis layang-layang, sebagai salah satu kegiatan social tersebut bertujuan mengajak bergembira, bermain, berlomba sekaligus berekreasi bersama beberapa anak yatim piatu dan dhuafa di lingkungan Jogja. Mengapa media layang-layang dipilih menjadi media lukis pada lomba ini? Hal ini dikarenakan layang-layang sebagai salah satu mainan anak yg sudah jarang kita jumpai di kota-kota besar, jadi lomba lukis layang-layang ini dapat mengenalkan atau mengingatkan kepada anak-anak terhadap layang-layang. Selain itu layang-layang juga adalah sebuah symbol akan pesan moral kepada anak-anak untuk selalu menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Lomba lukis layang-layang itu sendiri dibagi menjadi 4 kategori yaitu kategori A untuk siswa TK dan Pra TK, kategori B untuk Siswa SD kelas 1-3, kategori C untuk siswa SD kelas4-6, dan kategori D khusus untuk siswa TK Batik. Dalam acara yg dibuka oleh bapak walikota Yogyakarta ini, selain dapat mengikuti lomba lukis, anak-anak juga dapat menambah pengetahuan dengan megenal sejarah dan koleksi kedirgantaraan yg ada di museum ini. Asyik juga kan pemirsa, jadi selain mengikuti lomba pengetahuan anak-anak pun semakin luas.

Category: | Leave a comment